Selasa 06 Apr 2021 15:24 WIB

Tinggal Empat Daerah Jatim yang Belum Uji Coba PTM

Jawa Timur telah memulai uji coba pembelajaran tatap muka sejak Agustus 2020

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Siswa-siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) / Ilustrasi
Foto: Istimewa
Siswa-siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menegaskan kesiapannya menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun ajaran baru 2021/2022, tepatnya pada Juli 2021. Terlebih, Jawa Timur telah memulai uji coba pembelajaran tatap muka sejak Agustus 2020, yang diklaim berjalan lancar.

"Kapasitas dari bulan ke bulan sudah kami tingkatkan. Maka pada Juli 2021 kami harapkan pembelajaran tatap muka di Indonesia, termasuk di Jatim, sudah siap sejak sekarang," kata Wahid dikonfirmasi Selasa (6/4).

Wahid mengungkapkan, tinggal empat daerah di Jatim yang belum menggelar pembelajaran tatap muka, khususnya jenjang SMA, SMK, dan SLB. Keempat daerah tersebut yakni Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kota Surabaya, dan Kota Malang. Keempat daerah tersebut belum melaksanakan PTM karena belum ada rekomendasi dari kepala daeeahnya.

"Syaratnya, harus ada rekomendasi dari bupati/ wali kota termasuk rekomendasi dari satuan tugas penanganan Covid-19 kabupaten/ kota," ujar Wahid.

Wahid menjabarkan beberapa aturan, utamanya dalam menerapkan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka dihelar. Di antaranya adalah pembatasan jumlah siswa yang mengikuti belajar di kelas dengan kuota 25 hingga 50 persen.

Kemudian, pembelajaran tatap muka hanya digelar tiga jam. Artinya, setelah selesai proses belajar mengajar, siswa harus langsung pulang. Selain itu, kantin sekolah harus tetap tutup dan siswa diharapkan membawa bekal makanan dari rumah.

"Jadi di kelas itu hanya boleh ada 9 sampai 18 siswa. Normalnya kan 36 siswa. Guru tidak boleh keliling saat mengajar. Jadi hanya boleh di tempat dan tetap menjaga jarak dengan siswa," ujar Wahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement