Kamis 24 Mar 2022 15:00 WIB

Jabar akan Luncurkan Aplikasi Pembelian Minyak Goreng Murah

Aplikasi ini tidak bisa langsung diakses oleh masyarakat melainkan oleh RW.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Minyak goreng kemasan: Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meluncurkan aplikasi khusus untuk memudahkan masyarakat mendapatkan minyak goreng murah untuk masyarakat menengah ke bawah.
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Minyak goreng kemasan: Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meluncurkan aplikasi khusus untuk memudahkan masyarakat mendapatkan minyak goreng murah untuk masyarakat menengah ke bawah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meluncurkan aplikasi khusus untuk memudahkan masyarakat mendapatkan minyak goreng murah. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meski pihaknya tidak memiliki kewenangan khusus dalam urusan minyak goreng tapi pihaknya terus mencari cara untuk menolong masyarakat mendapatkan komoditas penting tersebut.

"Jadi, minggu depan kita akan meluncurkan pemesanan minyak goreng bisa via aplikasi. Aplikasi ini dibuat oleh Jabar Digital Service," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (24/3/2022).

Aplikasi ini, kata Emil, ditujukan untuk warga menengah ke bawah di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau distribusi dan operasi pasar. Minyak goreng yang dipesan pun dipastikan harganya murah dan terjangkau. 

"Ini cara negara hadir untuk memotong mata rantai minyak goreng," katanya.

Namun, kata dia, aplikasi ini tidak bisa langsung diakses oleh masyarakat melainkan oleh RW. Teknisnya pihak RW mendata warganya yang membutuhkan minyak goreng kemudian memesan via aplikasi.

"Nantinya kontrolnya RW. Jadi tidak boleh pribadi-pribadi. RW-nya nanti yang tahu mana warganya yang membutuhkan. Sehingga menengah ke atas dia ambil premium, menengah ke bawah itu yang kita lindungi melalui sistem distribusi yang baru," katanya.

Emil juga memastikan, jika sistem distribusi via aplikasi ini hanya diberlakukan saat krisis minyak goreng seperti sekarang. Layanan ini dihentikan begitu minyak goreng sudah normal.

"Karena negara tidak berjualan pada rakyatnya secara permanen. Seperti saat Covid-19 ada telemedicine, rakyat harusnya ke apotek tapi karena krisis, waktunya mepet, negara hadir. Kalau sudah normal telemedicine dihentikan," paparnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyiapkan pasokan minyak goreng sebanyak 1 juta liter untuk memenuhi pemesanan via aplikasi tersebut. Angka ini, diupayakan bertambah jika pasokan sudah terserap maksimal.

"Misinya adalah bukan berjualan. Tapi menolong masyarakat yang paling terdampak dalam transisi pemulihan ekonomi yakni masyarakat bawah," katanya.

Sebelum aplikasi ini diluncurkan, kata Emil, pihaknya terus menggenjot operasi pasar murah minyak goreng di sejumlah titik di daerah."Sedang berlangsung di sejumlah tempat, hari ini kebetulan saya tengah ada giat Petani Milenial di Bogor," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement