Rabu 17 Mar 2021 14:33 WIB

Harga Cabai Rawit Merah di Indramayu Tembus Rp 120 Ribu

Mahalnya harga cabai membuat konsumen mengurangi pembelian.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bayu Hermawan
Cabai rawit merah (ilustrasi)
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Cabai rawit merah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga cabai rawit merah di Pasar Baru Indramayu melonjak tinggi. Konsumen pun mengurangi pembelian akibat mahalnya harga komoditas tersebut.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Baru Indramayu, Rabu (17/3), harga cabai rawit merah saat ini sudah menembus Rp 120 ribu per kilogram (kg). Lonjakan harga itu terjadi secara bertahap sejak memasuki puncak musim penghujan.

Baca Juga

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Udin, mengatakan, lonjakan harga cabai rawit merah itu terjadi akibat berkurangnya pasokan dari daerah penghasilnya. Musim hujan, disebutnya membuat tanaman cabai rawit merah milik petani di daerah penghasil mengalami kerusakan.

"Infonya seperti itu. Tanaman cabai rawit merah banyak yang rusak karena hujan," kata Udin.

 

Udin mengatakan, kenaikan harga cabai rawit merah itu berimbas pada lesunya permintaan dari konsumen. Menurutnya, para pelanggannya mengurangi pembelian komoditas tersebut saat tahu harganya mahal.

"Yang biasanya beli satu kilogram, kini jadi setengah kilogram. Ya pokoknya mengurangi separuhnya," ujarnya.

Udin menyebutkan, dalam kondisi normal, cabai rawit merah yang dijualnya biasanya mencapai enam kilogram per hari. Namun sejak harganya naik, cabai rawit merah yang terjual hanya sekitar tiga kilogram per hari.

Berbeda dengan cabai rawit merah, sejumlah komoditas serupa saat ini cukup stabil. Seperti cabai rawit hijau, harganya Rp 40 ribu per kg. Begitu pula cabai merah, yang kini harganya juga Rp 40 ribu per kg.

Sementara itu, lonjakan harga cabai rawit merah membuat pedagang makanan jadi kesulitan. Salah satunya dialami Aminah, pedagang nasi kuning di Kelurahan Margadadi.

Biasanya, Aminah menggunakan cabai rawit merah untuk membuat sambal pelengkap nasi kuningnya. Namun sejak harga cabai rawit merah meroket, dia menggantinya dengan cabai merah.

"’Memang sih sambal jadi terasa kurang pedas. Tapi kalau tetap menggunakan cabai rawit merah, saya bisa rugi," tandas Aminah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement