Senin 29 Mar 2021 13:56 WIB

Satgas Covid-19 Bandung: Sekolah Tatap Muka Masih Rentan

Klaster SMA Terpadu Krida Nusantara dinilai menjadi pengalaman dan pelajaran penting.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di Labkesda. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di Labkesda. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung menilai klaster sekolah yang muncul di SMA Terpadu Krida Nusantara menjadi pengalaman dan pelajaran penting. Di antaranya menunjukan kalau pembelaran tatap muka (PTM) memang masih rentan.

"Kalau menurut saya dimanapun juga proses mengajar mengajar faktanya belum ada yang siap," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, Senin (29/3).

Baca Juga

Ia mengatakan jika rencana belajar tatap muka dilaksanakan maka seluruh siswa dan para guru harus terbebas dari Covid-19. Karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain untuk membahas sekolah tatap muka di Bandung.

"Dalam waktu dekat sesuai arahan pimpinan akan mintakan dulu pemangku kepentingan penyelenggara pendidikan akan diundang. Dinas pendidikan akan menginventarisasi, saya akan tanyakan semua ada FAGI, Fortusis, kelompok di dunia pendidikan," katanya.

Ema mengatakan, kasus positif Covid-19 di SMAT Krida Nusantara mengungkapkan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 tidak menguntungkan. Terlebih penyebaran Covid-19 masih rentan terjadi di masyarakat.

"Ini akan menjadi bahan semacam best practice dalam tanda kutip bahwa kegiatan semacam ini (SMAT Krida Nusantara) di masa pandemi tidak dalam posisi menguntungkan. Di Bandung dalam posisi rentan makanya semua harus hati-hati," ungkapnya.

Ema menambahkan, kegiatan pembinaan yang dilakukan pihak sekolah tersebut tidak memiliki izin belajar tatap muka. Oleh karena itu pihaknya meminta agar kegiatan dihentikan dan seluruh siswa diminta untuk dipulangkan ke daerah masing-masing dengan terlebih dahulu dites PCR.

"Pertama mereka tidak ada izin penyelenggaraan PTM, itu kesalahan mereka. Kedua, begitu kejadian kita tindak tindakannya kita minta mereka menghentikan semua kegiatan pendidikan karena tidak sesuai kondisi pandemi di Bandung," katanya.

Ia melanjutkan, pihaknya belum memberikan sanksi terhadap pihak sekolah namun sudah memberikan teguran agar jika mengadakam kegiatan berkoordinasi dengan satgas Covid-19. Ema pun mengaku kecolongan terkait kasus tersebut.

Sebelumnya, 16 siswa SMAT Krida Nusantara dinyatakan positif Covid-19 saat menjalani pembinaan di sekolah. Mereka saat ini sedang menjalani isolasi dan sebagian besar siswa yang ada di sekolah akan dipulangkan ke rumah masing-maisng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement