Jumat 20 May 2022 11:00 WIB

Polisi: Uji Coba Flyover Kopo Urai Kemacetan

Hasil evaluasi sementara keberadaan Flyover Kopo ini dapat mengurai kemacetan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Foto udara suasana Jembatan Layang (Flyover) Kopo di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Foto udara suasana Jembatan Layang (Flyover) Kopo di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jajaran Satlantas Polrestabes Bandung mengungkapkan uji coba Flyover Kopo yang dimulai sejak Kamis (19/5/2022) kemarin hingga satu pekan ke depan berkontribusi mengurai kemacetan kendaraan. Kondisi tersebut diharapkan membuat kemacetan dapat diminimalisasi di Jalan Bypass Soekarno Hatta.

Kasatlantas Polrestabes Bandung AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kasubnit Kamsel Polrestabes Bandung Ipda Isman Rusmadijanto mengatakan, uji coba Flyover Kopo dilaksanakan satu pekan dimulai sejak pukul 07.00 Wib hingga 17.00 WIB. Hasil evaluasi sementara keberadaan flyover dapat mengurai kemacetan.

"Kendala tidak ada dalam arti cukup memecah kemacetan cuma hanya dilaksanakan sebelah dari arah barat ke timur sementara uji coba mungkin kekuatan dan tingkat kemacetan," ujarnya saat dihubungi, Jumat (20/5/2022).

Dia mengungkapkan, selama pelaksanaan uji coba Kamis (19/5/2022) kemarin berjalan lancar dan landai. Namun pihaknya masih belum dapat memprediksi saat terjadi puncak kepadatan kendaraan di jalur tersebut.

"Sementara waktu di uji coba termasuk cukup landai lancar tapi belum bisa memprediksi saat tingkat puncak kendaraan yang ada," katanya.

Isman mengatakan, uji coba dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas flyover dalam mengurai kemacetan dan diketahui berjalan efektif. Namun untuk jalur dari timur ke barat belum diuji coba oleh pihak kontraktor pembangunan flyover. "Prinsipnya bagus dan lancar di atas mau pun di bawah," katanya.

Terpisah Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan flyover Kopo akan diujicoba selama satu pekan. Pihaknya akan segera menanyakan terkait pemasangan rambu-rambu lalu lintas. "Nanti kita tanya kapan mulai resmi digunakan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement