Jumat 08 Jul 2022 12:01 WIB

Waduk Wotan Jebol, Lima Desa di Gresik Terendam Banjir

Sebanyak 447 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari lima desa itu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Warga membawa benda berharganya saat banjir merendam kawasan permukiman (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Warga membawa benda berharganya saat banjir merendam kawasan permukiman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima desa di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terendam banjir akibat tanggul Waduk Wotan jebol Rabu, (6/7) pukul 04.30 WIB. Akibatnya sebanyak lima desa terdampak.

"Berdasarkan data yang dihimpun Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lima desa yang terdampak antara lain Desa Sukorejo dan Gedangan di Kecamatan Sidayu, kemudian Desa Petung, Wotan dan Dalegan di Kecamatan Panceng dengan total sebanyak 447 Kepala Keluarga (KK) terdampak," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (8/7/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, tim Kaji Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik mencatat 447 unit rumah, empat unit fasilitas umum, 116 hektar sawah dan 6,2 hektare tambak terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) bervariasi mulai 10 hingga 70 sentimeter.

Sebelumnya, banjir dipicu hujan dengan intensitas curah hujan tinggi di wilayah Kecamatan Sidayu dan Panceng yang menyebabkan debit air Waduk Wotan mengalami peningkatan dan jebol hingga air menggenangi jalan desa serta pemukiman warga di sekitar lokasi waduk.

Merespons kejadian ini, tim BPBD Kabupaten Gresik dan Provinsi Jawa Timur melakukan assesment di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat. Petugas BPBD dibantu TNI, POLRI, perangkat kecamatan, perangkat desa, Tagana, PMI, LPBI, dan masyarakat setempat bergotong royong membuat tanggul mandiri serta mendirikan tenda dapur umum di Balai Desa Petung. Petugas juga membantu untuk menyelamatkan dan evakuasi hewan ternak warga.

"Kondisi terkini di lokasi banjir, genangan air berangsur surut namun petugas masih terus melakukan pemantauan ketinggian debit air di beberapa titik," ujarnya.

Melalui kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Gresik termasuk dalam kajian bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi dengan luas bahaya seluas 65.256 hektar. Kajian ini menyebutkan sebanyak 18 kecamatan berada pada kategori tersebut, termasuk Kecamatan Sidayu dan Panceng termasuk kelas bahaya tinggi. 

Lebih lanjut, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, khususnya bagi wilayah yang memiliki risiko tinggi terpapar banjir. Masyarakat agar dapat menjaga sungai atau saluran air lainnya tetap bersih dan tidak tersumbat dan mengetahui langkah evakuasi jika terjadi banjir.

Selain itu, warga di sekitar daerah aliran sungai atau tanggul agar senantiasa mengecek kondisi debit air saat hujan. Khususnya saat hujan dengan intesitas tinggi dan berlangsung dengan durasi lebih dari satu jam. 

"Sementara itu pemerintah daerah diharapkan melakukan langkah-langkah strategis guna mengurangi risiko dampak banjir," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement