Kamis 07 Jul 2022 19:50 WIB

Huawei Indonesia Dorong Digitalisasi Ekonomi Syariah

Huawei berkomitmen memberdayakan ekonomi keumatan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Huawei (Ilustrasi). Huawei Indonesia berkomitmen memberdayakan ekonomi keumatan dengan menciptakan lingkungan kondusif dan berbagai peluang bisnis.
Foto: EPA
Huawei (Ilustrasi). Huawei Indonesia berkomitmen memberdayakan ekonomi keumatan dengan menciptakan lingkungan kondusif dan berbagai peluang bisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan ekonomi syariah yang berdaya saing dan berdaya tahan perlu dukungan teknologi terkini. Director of Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman mengatakan, ekonomi syariah harus memanfaatkan teknologi secara optimal agar bisa menciptakan kualitas dan kapasitas yang unggul.

"Teknologi bisa mendorong inovasi dan solusi bagi komunitas ekonomi syariah melalui pemanfaatan digital," katanya dalam seminar Digital Transformation in Sharia Economy, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga

Menurutnya, Huawei berkomitmen memberdayakan ekonomi keumatan dengan menciptakan lingkungan kondusif dan berbagai peluang bisnis. Pengembangan UMKM menjadi fokus Huawei Indonesia dari sisi transformasi digital.

Dalam rangka mendukung penguatan ekonomi melalui peningkatan kapasitas perusahaan rintisan lokal, Huawei telah meluncurkan program Spark di Asia Pasific tahun lalu. Indonesia memiliki Visi Emas menjadi bagian dari lima besar kekuatan ekonomi dunia.

"Kami memiliki harapan kuat bahwa ekosistem ekonomi termasuk ekonomi syariah akan berada di jalur cepat untuk mewujudkan visi tersebut dengan digitalisasi," katanya.

Program Spark dibuat untuk mempercepat pertumbuhan startup teknologi dan dimulai sejak 2020. Program ini telah membantu startup teknologi untuk meningkat ke level berikutnya melalui serangkaian kegiatan mentoring, inkubasi, menciptakan pasar, hingga persiapan ke tingkat global.

Dari sekian banyak startup teknologi, Huawei Indonesia telah mengidentifikasi beberapa perusahaan rintisan yang telah memiliki bisnis model sesuai kepatuhan syariah. Ini menjadi ciri khas Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

Direktur Program Huawei Spark Malaysia, Muhammad Dennisa mengatakan, Spark menawarkan dukungan menyeluruh. Mulai dari dukungan finansial, pelatihan dan sumber daya, mentoring dan networking, dukungan teknis, hingga jangkauan pasar bertaraf global.

"Ada yang dinamakan Spark Fire yang dimaksudkan meningkatkan skala bisnis perusahaan rintisan dan brand awareness-nya," katanya.

Perusahaan rintisan diberikan kesempatan menjual solusi digitalnya pada Huawei. Potensi keuntungan per tahun mencapai 123 miliar dolar AS pada 2019. Mereka juga bisa mengakses sumber daya dan menjual produk di Huawei App Store dan Cloud.

Setidaknya, 30 juta dolar AS telah terkumpul dari Program Spark dalam 12 bulan di empat negara yakni Singapura, Thailand, Malaysia dan Hong Kong. Dalam tiga tahun, Spark punya target investasi hingga 100 juta dolar AS pada ekosistem startup Asia Tenggara.  

"Spark ingin mendukung hingga 1.000 startup dan meningkatkan nilai 100 startup, ada empat ekosistem baru juga yakni Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Vietnam," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement