Rabu 06 Jul 2022 15:40 WIB

Luwu Utara Kembali Dilanda Banjir, Sebanyak 76 KK Terdampak

Sistem drainase sedang dalam tahap pengerjaan sehingga saluran air kurang lancar.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang terendam banjir (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Moullies
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang terendam banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Senin (4/7) pukul 07.00 WITA. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga mengakibatkan genangan di permukiman warga.

"Peristiwa ini tak terelakan karena sistem drainase di wilayah tersebut sedang dalam tahap pengerjaan sehingga saluran air kurang lancar," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/7/2022).

Baca Juga

Pihaknya mencatat desa terdampak yakni Desa Cenda Putih di Kecamatan Mappadeceng. Pihaknya mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara mencatat banjir ini menggenangi 76 rumah warga dan 87 hektar persawahan. Untuk sektor komunikasi dan jaringan listrik dilaporkan tidak terganggu. Hasil pemantauan di lapangan, dia melanjutkan, kondisi banjir kini sudah surut. Para warga sudah kembali beraktivitas dan situasi aman terkendali. 

Meski demikian, ia mengeklaim, BPBD Kabupaten Luwu Utara mengupayakan koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi adanya potensi banjir susulan. "Hal ini dianggap perlu, mengingat prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tiga hari ke depan (8/7) wilayah Luwu Utara berpeluang turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," katanya.

Merujuk informasi tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi banjir susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca. Penguatan desiminasi informasi melalui whatsapp group dan jaringan radio lokal juga dapat dilakukan untuk memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat agar dapat mempersiapkan upaya evakuasi mandiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement