Rabu 06 Jul 2022 09:10 WIB

China Berencana Tingkatkan Investasi dan Perdagangan di Afghanistan

Prioritas China di Afganistan adalah perdagangan, investasi, serta pertanian.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menlu China Wang Yi
Foto: EPA
Menlu China Wang Yi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta Besar China untuk Afghanistan, Wang Yi, pada Selasa (5/7/2022) mengungkapkan rencana perdagangan dan investasi untuk Afghanistan. Wang mengatakan, ada dukungan publik untuk melakukan bisnis di negara yang dikuasai oleh Taliban, terutama setelah terjadi bencana gempa bumi.

"Selain bantuan kemanusiaan darurat, setelah perubahan politik tahun lalu dan setelah gempa, kami juga memiliki rencana rekonstruksi ekonomi jangka panjang," kata Wang.

Baca Juga

Wang menambahkan, prioritasnya adalah perdagangan, investasi, serta pertanian. Wang mengatakan, saat ini sedang berlangsung negosiasi untuk dua proyek pertambangan besar. Termasuk Mes Aynak, yaitu sebuah tambang tembaga di Afghanistan selatan yang memiliki hak perusahaan milik negara China, di bawah pengaturan yang ditengahi dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya.

Sebagian besar cadangan mineral Afghanistan belum dimanfaatkan termasuk bijih besi dan tembaga. Sebelumnya pejabat pemerintahan Taliban, termasuk pemimpin tertinggi kelompok itu mengatakan, Afghanistan perlu mengurangi ketergantungan pada bantuan dan mendorong bisnis. Wang menyerukan agar Barat mencairkan dana cadangan bank sentral Afghanistan yang dibekukan akibat sanksi. Menurut Wang, dana yang dibekukan itu milik rakyat Afghanistan.

"China selalu berpikir bahwa uang adalah milik rakyat Afghanistan. China selalu meminta masyarakat internasional untuk mencairkan dana (bank sentral Afghanistan)," ujar Wang.

Sejauh ini tiak ada negara yang secara resmi mengakui kepemimpinan Taliban di Afghanistan. Taliban merebut kekuasaan pada tahun lalu setelah Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukannya setelah perang selama 20 tahun.  

Sejak Taliban kembali berkuasa, beberapa negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Taliban, yang mencakup pembekuan dana cadangan bank sentral Afghanistan senilai miliaran dolar. Dana tersebut dapat dicairkan jika gerilyawan Taliban memenuhi persyaratan seperti mencabut pembatasan partisipasi dalam kehidupan publik bagi perempuan dan anak perempuan. China secara konsisten menyerukan agar Barat mencabut sanksi terhadap Afghanistan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement