Rabu 06 Jul 2022 01:53 WIB

Peringati 102 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik, ITB Harus Meneladankan Nilai Luhur

Satu abad lebih perjalanan ITB dalam bidang edukasi merupakan pencapaian luar biasa

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Memperingati 102 Tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan PTTI Tahun 2022 di Aula Barat Kampus ITB, Senin (4/7/2022).  Tampak  kampus SBM ITB Jln Gelap Nyawang Kota Bandung.
Foto: Humas SBM ITB
Memperingati 102 Tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan PTTI Tahun 2022 di Aula Barat Kampus ITB, Senin (4/7/2022). Tampak kampus SBM ITB Jln Gelap Nyawang Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Memperingati 102 Tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan PTTI Tahun 2022 di Aula Barat Kampus ITB, Senin (4/7/2022). Perayaan 102 Tahun PTTI dilaksanakan secara hybrid dan disiarkan secara live streaming.

Sidang terbuka tersebut dibuka oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Wakil Rektor dan Sekretaris Institut ITB, Dekan Fakultas/Sekolah, Forum Guru Besar, Senat Akademik dan Pimpinan ITB, dan tamu undangan.

Baca Juga

Menurut Ketua Majelis Wali Amanat ITB Ir. Yani Panigoro, M.M, satu abad lebih perjalanan ITB dalam bidang edukasi merupakan pencapaian luar biasa dari kebulatan tekad para pendiri pendidikan tinggi teknik pada tahun 1920 silam. Perjalanan 102 tahun di atas ini adalah refleksi diri, sebuah bentuk berpikir untuk mencari apa yang sudah dilakukan, apa yang belum tercapai, dan apa yang harus dibangun. “Tekad dan semangat pioneering pendahulu kita, yaitu merintis demi kemajuan dengan segala keterbatasan yang dimiliki,” ujar Yani Panigoro.

Menurut Ketua Senat Akademik ITB Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, S.T., MSEE., Ph.D., IPU, peran pendidikan tinggi teknik berbasis sains di dunia akan semakin penting dalam menjaga keberlangsungannya di era kini dan kedepannya yang hyper-competitive.

“Embargo sains dan teknologi sebagai alat tawar bukan lagi sekedar diskursus atau imajinasi, tetapi telah menjadi sebuah kenyataan. Siapapun yang mempunyai cita-cita untuk menghadirkan NKRI yang adil, sejahtera, serta berperan pro-aktif, dapat menjaga ketertiban dunia atas keadilan dan kemerdekaan," katanya.

Tidak lama lagi, kata dia, orang-orang harus siap untuk implementasi sikap unlearn, learn, relearn, dan critical and systemic thinking, sambil menemukan potensi manusia yang tidak dapat tergantikan oleh kombinasi big data dan inteligensia buatan. Peran nilai-nilai, moral dan norma pemaknaan atau pemahaman hidup juga penting di masa depan karena dapat menyangkut eksistensi manusia sendiri di era majunya teknologi.

Oleh karena itu, kata Prof Hermawan, ITB perlu memikirkan dan menyiapkan kajian-kajian khas interaksi sosial-humaniora-sains-teknologi-seni agar tetap menyejahterakan, meningkatkan kualitas hidup, serta menjaga kelestarian alam lingkungan NKRI.  “ITB harus dapat meneladankan nilai-nilai luhurnya kepada para calon alumninya karena di tangan merekalah nasib bangsa dan negara ini dipertaruhkan," katanya.

Sementara menurut Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D, perjalanan 102 tahun ITB sebagai lembaga pendidikan teknik tertua telah memainkan peranan kepeloporan dalam perkembangan pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Sebagai organisasi keteknikan tertua di Indonesia, PTTI memiliki peran untuk mendorong kemajuan dan penguasaan teknologi bagi kebudayaan, kemandirian, dan daya saing ekonomi bangsa Indonesia.

Dalam satu abad terakhir, kata dia, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan transformasi masyarakat dunia. Banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari keterpautan antara perkembangan tersebut dengan perubahan ekonomi dan sosial-budaya. “Studi ini menyimpulkan bahwa penguasaan teknologi bukanlah suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara sebatas memutakhirkan penelitian dan pengembangan,” kata Prof Reini. 

Menurutnya, penguasaan teknologi yang berpola sistemik ini juga memerlukan difusi dan adopsi hasil-hasil penelitian dan pengembangan di berbagai sektor ekonomi, yang melibatkan kerja sama yang erat dan kontinyu dari berbagai bidang.

Reni menilai, ITB harus menjadi bagian dari sistem inovasi dalam upaya pemulihan ekonomi, penguatan ketahanan kesehatan, ketahanan pangan dan energi, serta mendorong transformasi digital. Sebagai penyelenggara kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, PTTI, termasuk ITB, perlu meningkatkan keterpaduan antara kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat lewat pengembangkan pola-pola antar maupun lintas disiplin dan peningkatan kerjasama dengan berbagai sektor dan organisasi.

“Kami sangat menyadari pentingnya PTTI untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan. Kami perlu meningkatkan kualitas karya-karya kami serta memperkuat keunggulannya untuk meraih reputasi internasional yang semakin tinggi,” katanya.

ITB juga memberikan penghargaan kepada 19 orang yang terdiri dari akademisi, pejabat pemerintah, dan instansi atas kontribusi dan prestasi mereka. Penghargaan ini terdiri dari lima kategori yakni Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama, Ganesa Widya Jasa Adiutama, Ganesa Wirya Jasa Adiutama, Ganesa Widya Jasa Utama, dan Ganesa Wirya Jasa Utama. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement