Selasa 05 Jul 2022 18:10 WIB

Ketum SPBI Harap Kehadiran KTN BNPT di Garut Efektif Jalankan Misi Deradikalisasi

Kehadiran KTN Garut diharapkan semua pihak dapat merasakan manfaatnya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar soft opening KTN seluas 10 Hektar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (2/7/2022).
Foto: Dok. Web
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar soft opening KTN seluas 10 Hektar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (2/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Iswadi berharap terobosan yang dilakukan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar melalui Soft Opening Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 10 Hektar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu (2/7/2022) menghadirkan manfaat luas. Sebelumnya, BNPT juga sukses menggelar soft launching KTN di Turen, Jawa Timur dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

“KTN Garut merupakan bentuk nyata negara hadir untuk mencegah dan melawan Radikalisme, jika program tersebut dapat berjalan dengan baik dan terukur insya Allah akan dapat mengurangi angka terorisme di Indonesia,” ujar Iswadi di Jakarta, Senin (4/7/2022).  

Baca Juga

Iswandi juga mengatakan, masalah radikalisme dan terorisme saat ini sudah marak terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia. Pengaruh radikalisme yang merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu. Seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindak terorisme yang cenderung melibatkan tindak kekerasan.

“Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah perubahan,” ungkap Iswandi yang juga tercatat sebagai alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini.

Masih menurut Iswandi, apabila tingkat pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu Negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir. Caranya ialah pemerintah harus mampu merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. 

Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pihak pemerintah bahwa pemerintah akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan pemegang kendali pemerintahan.

“Semoga sofft opening KTN Garut akan dapat meminimalisir kesenjangan sosial karena Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Supaya hal tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan sosial haruslah diminimalisir, saya berharap program tersebut dapat berlanjut keseluruh pelosok Nusantara,” kata dia.

Seperti dilansir dari Antara, keterlibatan banyak pihak dalam program KTN adalah simbol perlawanan terhadap virus intoleran terorisme yang menjadi musuh bersama.

"Di dalam KTN ini melibatkan banyak pihak. Mengingat terorisme adalah musuh Negara. Negara harus hadir dan semua pihak harus dilibatkan," kata Boy.

Boy Rafli juga mengatakan, pemilihan wilayah Garut di Jawa Barat menjadi salah satu lokasi pembangunan KTN adalah untuk menekan potensi yang mungkin saja muncul, sehingga program seperti ini disiapkan untuk membangun kewaspadaan bersama terhadap radikalisme terorisme. 

Dengan kehadiran KTN Garut, diharapkan semua pihak dapat merasakan manfaatnya terutama bagi para mitra derad atau mantan narapidana terorisme (napiter), agar mereka  dapat berbaur serta diterima dengan baik oleh masyarakat umum. 

"Dengan KTN ini diharapkan proses reintergrasi mitra derad dengan masyarakat dapat berjalan dengan baik, sehingga mereka diterima baik oleh masyarakat umum," katanya.

Sementara itu Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mewakili Pemda Kabupaten Garut merasa bangga terdapat KTN di wilayah Garut. Menurutnya hal ini menandakan bahwa Pemda dan Masyarakat Garut sepakat menolak seluruh bentuk ideologi kekerasan yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. 

"Kami bisa berbangga dengan hadirnya KTN di Desa Harumansari Garut ini. Kami tidak ingin ada terorisme di Indonesia," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement