Selasa 05 Jul 2022 12:04 WIB

Pemerintah Diminta Buatkan Program Rehabilitasi Tanaman Kakao Aceh

Hampir semuanya tanaman kakao di Aceh sudah tua sehingga tak produktif.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang petani menunjukan buah kakao (ilustrasi). Pemerintah Aceh diminta untuk melakukan program rehabilitasi hingga replanting (penanaman kembali) tanaman kakao di Aceh yang kurang produktif karena sudah tua.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Seorang petani menunjukan buah kakao (ilustrasi). Pemerintah Aceh diminta untuk melakukan program rehabilitasi hingga replanting (penanaman kembali) tanaman kakao di Aceh yang kurang produktif karena sudah tua.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh diminta untuk melakukan program rehabilitasi hingga replanting (penanaman kembali) tanaman kakao di Aceh yang kurang produktif karena sudah tua.

"Jadi memang harus ada perhatian pemerintah untuk meningkatkan kembali tanaman kakao di Aceh, salah satu cara dengan rehabilitasi," kata Ketua Forum Kakao Aceh T Iskandar.

Baca Juga

Iskandar menyebutkan, luas kebun kakao milik rakyat di Aceh saat ini sekitar 100 ribu hektare yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota di Aceh. Namun, hampir semuanya tanamannya sudah tua.

"Dari jumlah lahan tersebut, terdapat 125 ribu kepala keluarga tani (KK) yang terlibat di sana," ujarnya.

Iskandar menyampaikan, tanaman kakao dari lahan 100 ribu hektare tersebut hampir semuanya sudah berumur 20 tahun lebih, sehingga tidak banyak lagi menghasilkan buah. Karena, kata Iskandar, kakao usia muda lebih produktif, bahkan dapat menghasilkan satu ton biji kering per hektare, ketimbang hasil dari tanaman yang sudah tua.

"Kalau produktivitas kakao di Aceh saat ini hanya berkisar antara 500 sampai 600 kilogram biji kering per hektare, dan itu karena tanamannya sudah tua," katanya.

Iskandar menegaskan, maksimal tanaman kakao produktif itu hanya sampai 16 tahun, jika sudah melewati batas tersebut maka buahnya semakin berkurang.

Maka dari itu, lanjut Iskandar, petani sangat memerlukan dukungan pemerintah untuk membuat program replanting atau rehabilitasi tanaman kakao yang sudah ada, dan dilakukan secara bertahap di sepuluh kabupaten/kota di Aceh.

"Artinya pemerintah tidak harus membangun kembali kebun rakyat, melainkan cukup dengan replanting dan rehabilitasi tanaman di lahan yang sudah ada, itu dihidupkan kembali," ujarnya.

Iskandar menambahkan, tanaman kakao ini perlu diperhatikan pemerintah karena dapat meningkatkan ekonomi para petani, apalagi berstatus sebagai perkebunan rakyat. "Bahkan, kakao bisa dijual setiap hari dua sampai tiga kilogram, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah para petani, karena itu tanaman kakao sangat membantu ekonomi rakyat," kata Iskandar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement