Senin 04 Jul 2022 18:11 WIB

Pakai LNG, KAI Kantongi Efisiensi Energi 37 Persen

LNG yang akan digunakan berasal dari Jambaran Tiung Biru atau Terminal LNG Jawa Timur

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Subholding Gas Pertamina melalui PT PGN LNG  Indonesia (PLI) semakin optimis dalam rangka konversi bahan bakar minyak ke Bahan Bakar LNG menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada moda kereta api pembangkit milik PT KAI.
Foto: istimewa
Subholding Gas Pertamina melalui PT PGN LNG Indonesia (PLI) semakin optimis dalam rangka konversi bahan bakar minyak ke Bahan Bakar LNG menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada moda kereta api pembangkit milik PT KAI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding Gas Pertamina melalui PT PGN LNG  Indonesia (PLI) semakin optimistis dalam konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar LNG menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada moda kereta api pembangkit milik PT KAI. Setelah diobservasi, uji coba dinamis DDF pada kereta pembangkit Dharmawangsa Jakarta – Surabaya menunjukkan adanya efisiensi dan nilai substitusi solar oleh gas/LNG.

“Uji coba dinamis berhasil dilaksanakan. Efisiensi yang didapatkan pada sistem DDF secara kumulatif sebesar 37 persen. Sedangkan efisiensi pada sistem Diesel Engine Generator (DEG) eksisting sebesar 35 persen,” ungkap Direktur Utama PLI, Nofrizal, Senin (4/7/2022).

Baca Juga

Selanjutnya, dari uji coba juga dilakukan untuk mendapatkan nilai substitusi energi solar atau besaran gas yang terpakai pada sistem DDF.“Dari segi substitusi gas dengan rata-rata beban 22 persen, uji dinamis dapat memberikan substitusi bahan bakar eksisting sekitar 43 persen. Kereta yang dikonversi memiliki kapasitas daya sebesar 500 kVA. Berdasarkan data yang kami peroleh, jika 100 persem beban maka konsumsi BBM pada DEG bisa mencapai 110 liter per jam,” ujar Nofizal.

Dalam uji coba ini menggunakan Fumigation System untuk Diesel Engine. Sistem ini merupakan suatu sistem DDF yang paling sederhana, tidak perlu melakukan mayor modifikasi pada diesel engine dan lebih mudah dikembalikan ke mesin semula. Selain itu, dapat disesuaikan dengan pengaturan (setting) pada bagian mesin DEG milik KAI.

“Seluruh uji coba dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat diterima oleh PT KAI. Diharapkan dapat berjalan sesuai target yakni mendorong efisiensi di PT KAI. Lantaran subsidi BBM cukup besar, mengingat terus meningkatnya harga BBM di tingkat global. Selain itu, tentu saja sangat mendorong utilisasi BBG,” ujar Nofrizal.

LNG yang akan digunakan berasal dari Jambaran Tiung Biru atau Terminal LNG Jawa Timur atau sumber lain bisa digunakan dan mendukung utilisasi LNG untuk kereta api.

“Dari uji coba, kami mendapatkan gambaran pengoperasian sistem DDF dan hasilnya menunjukkan LNG berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit kereta api. Tak kalah penting, mendukung peran PGN dapat mengembangkan potensi bisnis baru pada sektor infrastruktur ini dengan menyediakan energi gas bumi untuk tranpostasi darat,” pungkas Nofrizal.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement