Kamis 04 Nov 2010 00:53 WIB

Pemkab Kulonprogo Kembangkan Energi Alternatif Mikrohidro

REPUBLIKA.CO.ID, WATES--Pemerintahan Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah, mengembangkan listrik dengan energi alternatif mikrohidro atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan memanfaatkan air di selokan primer saluran irigasi Kalibawang di Pedukuhan Kedungrong, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh dan pedukuhan Jurang desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang.

Hal tersebut merupakan tema utama yang diangkat dalam dialog interaktif, Rabu (3/11) melalui Radio KR 107,2 FM di Jl Veteran 16 Wates, yang merupakan kegiatan Media Center Kulonprogo bekerjasama dengan Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo RI.

     

Dalam acara yang berlangsung selama satu jam tersebut sebagai narasumber Kasie Geologi Tata Ruang dan Air Bawah Tanah Dinas Perindag ESDM Kabupaten Kulonprogo Joko Satyo Agus Nahrowi,ST,MT dan Kepala Dukuh Kedungrong, Samigaluh, NySuprihatin.

     

Menurut Dukuh Kedungrong, Suprihatin, tenaga alternatif ramah lingkungan ini dikembangkan warga berawal dari kedatangan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada untuk mencari energi alternatif.

     

Karena geografis Samigaluh berada di Perbukitan Menoreh. Setiap musim penghujan tiba, listrik PLN di daerah ini sering padam karena jaringan putus tertimpa pohon tumbang dan diterjang tanah longsor, dan saat listrik padam dibutuhkan waktu beberapa hari untuk memperbaiki jaringan.”Kebetulan, wilayah ini dilewati saluran irigasi Kalibawang yang memanfaatkan limpahan air dari Sungai Progo, sebagai pendukung utama PLTMH ini,” katanya.

     

Menurut Suprihatin, saluran yang tidak pernah kering ini cocok dijadikan sumber energi. Sebab, salah satu ruas selokan berada pada ketinggian, sehingga mirip air terjun. Para mahasiswa akhirnya membuat kincir yang digerakkan dengan energi derasnya aliran air. Dari turbin yang memutar ini, akhirnya disambungkan ke dalam trafo atau generator hingga berubah menjadi tenaga listrik.

     

Setelah dilakukan pengolahan dalam trafo, akhirnya berubah menjadi energi listrik yang dimodifikasi dengan sistem ground. Generator ini, mampu menciptakan listrik hingga kekuatan mencapai 1,1 kilo watt.

      

Hal senada dikatakan Joko Satyo dari Dinas Perindag ESDM Kulon Progo, beberapa wilayah di Kabupaten Kulonprogo sangat potensial untuk pengembangan energi alternatif ini. Sedangkan hambatan untuk mengembangkan energi ini adalah adanya keterbatasan anggaran dari pemkab sehingga sangat dibutuhkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM maupun Kementerian PDT.

sumber : kominfo-newsroom
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement