Jumat 19 Nov 2010 04:36 WIB

Transjakarta Koridor IX dan X Masih Memungkinkan Beroperasi Desember

Rep: c22/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Operasional koridor bus Transjakarta di Koridor IX (Pinangranti-Pluit) dan Koridor X (Cililitan-Tanjung priok) masih memungkinkan beroperasi pada Desember tahun ini. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, mengatakan, untuk percepatan operasionalisasi Koridor IX dan X busway, pihaknya telah mengadakan rapat khusus dengan panitia lelang yang berada diawah kendali Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Kepala Dinas Perhubungan, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup serta Sekretaris Daerah.

“Setelah saya tanya kesiapan mereka dan gelar kalender, ternyata masih memungkinkan dua koridor beroperasi akhir Desember ini,” kata Prijanto pada Kamis, (18/11).

Dia menjelaskan, aturan tender pengadaan operator bus untuk dua koridor membutuhkan waktu yang panjang atau minimal memakan waktu 45 hari. Untuk itu, Pemprov DKI akan mempersingkat waktu tender operator tidak melebihi waktu 30 hari. Proses tender akan dibuka pada 26 November 2010 mendatang.

Menurutnya ada dua surat administrasi yang harus dibuka dihadapan peserta lelang pada saat tahap surat penawaran harga yaitu sampul administrasi dan sampul penawaran harga. Sampul penawaran harga ini ada dua macam yaitu sampul penawaran harga Koridor IX dan X. Dari pembukaan sampul penawaran harga tersebut, sebenarnya secara cepat bisa langsung diketahui  pemenang lelang.

“Namun dalam aturan tidak bisa seperti itu, karena setelah ditentukan pemenang lelang harus melewati masa sanggah selama lima hari,” katanya. Namun, pihaknya mengaku meminta agar waktu masa sanggah itu dihilangkan sehingga pemenang tender bisa langsung ditentukan.

Dia meminta Dinas Perhubungan dan BLU Transjakarta untuk mengajak para peserta lelang untuk mau segera menentukan dan menyetujui pemenang lelang. Jadi pada saat sampul penawaran harga dibuka, langsung dihitung peserta lelang yang mengajukan harga paling murah dihadapan seluruh peserta lelang. Sehingga akan ketahuan pemenang lelang secara fair dan transparan. Dengan begitu masa sanggah selama lima hari tidak digunakan lagi atau dihilangkan.

Selain itu, pihaknya juga akan menghemat waktu pembuatan peraturan gubernur (pergub) untuk mensahkan pemenang tender yang bisa memakan waktu satu minggu lebih. Caranya, selama proses tender digelar, Dishub DKI sudah membuat konsep pergub tersebut dengan nama pemenang lelang yang dikosong.

Sehingga sesudah pemenang lelang ditentukan, namanya langsung dimasukkan ke pergub dan diserahkan ke Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk ditandatangani. Sebab, menganggap membuat suatu pergub yang menetapkan pemenang tender biasanya lama sekitar seminggu.

“Saya bilang tidak perlu, mulai besok Dishub DKI mengkonsep pergub itu sedangkan nama perusahaann yang menang dikosongkan dulu,” katanya. Dengan begitu, saat ditetapkan pemenangnya, bisa langsung dimasukkan kedalam pergub dan besok ditandatangani gubernur.

Setelah pergub ditandatangani, prosesnya masih dilanjutkan dengan pengeluaran Surat Keputusan (SK) penetapan Kepala BLU Transjakarta Daryati Asrining Rini menyusul penandatanganan kontrak. Untuk menuju dua hal ini juga ada syarat sebanyak 8 point, diantaranya pemenuhan perlengkapan yang dibutuhkan sebagai operator bus dan rekanan operator sudah jelas.

Untuk penyiapan delapan syarat tersebut, membutuhkan waktu minimal 3 hari hingga maksimal 14 hari. “Ini yang kita harapkan para pemenang dengan cepat menyediakannya. Jangan menggunakan waktu maksimal, tapi cukup tiga hari saja. Dengan begitu Koridor IX dan X bisa diselesaikan Desember ini,” paparnya.

Untuk kebutuhan bahan bakar gas (BBG) bagi bus Transjakarta di dua koridor tersebut, menurut Wagub tidak terlalu menggangu waktu peluncuran busway Koridor IX dan X. Karena ternyata BBG tidak terlalu krusial dan bisa segera diatasi dalam penyiapannya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan akan tetap berusaha untuk menepati jadwal yang sudah ditetapkan. Untuk itu Dishub DKI dan Pertamina telah melakukan rapat untuk mengkaji Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang dapat direvitalisasi agar pengisiian BBGnya dapat digunakan oleh bus Transjakarta. Direncanakan Pertamina akan merevitalisasi 8 SPBG dari 18 SPBG yang dimilikinya.

Sebanyak empat yang sudah direvitalisasi dengan diganti mesin dan kompresornya. Diperkirakan pada Desember keempat SPBG sudah bisa beroperasi untuk menyuplai bahan bakar ke moda transportasi, termasuk Transjakarta.

Pris menjabarkan, proses merevitalisasi dari keempat SPBG tersebut bervariasi. Untuk SPBG di Jalan Pemuda, Jakarat Timur sudah 100 persen revitalisasinya, Jalan Margonda, Depok baru 90 persen, Jalan Gandaria, Jakarta Selatan baru 60 persen, dan Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat baru 80 persen. SPBG yang akan direvitalisasi itu akan menjual BBG seharga Rp 2562 dengan stok yang dipastikan mencukupi kebutuhan bus Transjakarta.

Sedangkan empat SPBG lain yang akan direvitalisasi Pertamina dilakukan pada tahun 2011. Lokasi keempat SPBG tersebut dapat dipilih oleh Dishub DKI, yaitu di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur, Pluit, Jakarta Utara, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan Sunter, Jakarta Utara,” ujar Pris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement