Ahad 03 Jul 2022 18:10 WIB

Jelang Armuzna, Jamaah Diminta Fokus Istirahat dan Ibadah di Hotel

Persiapan jelang Armuzna penting dilakukan agar jamaah tidak sampai sakit

Rep: A Syalaby Icshan/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Indonesia yang telah bergeser ke Makkah dari Madinah melaksanakan umrah wajib di Masjidil Haram, Rabu (15/6).
Foto: Dok. MCH
Jamaah haji Indonesia yang telah bergeser ke Makkah dari Madinah melaksanakan umrah wajib di Masjidil Haram, Rabu (15/6).

IHRAM.CO.ID,MAKKAH — Layanan bus shalawat yang biasa mengantar jamaah untuk beribadah ke Masjidil Haram akan dihentikan mulai 4 Juli atau 5 Dzulhijjah 1443 Hijriyah. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan, penghentian operasional sementara itu agar jamaah bisa fokus istirahat dan beribadah di hotel masing-masing. 

“Bukan kami berhentikan tidak ada alasan. Maksudnya, agar bapak ibu konsentrasi siapkan wukuf di Arafah,”ujar Zainut saat mengunjungi jamaah di Sektor 5, Misfalah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (3/7). 

Baca Juga

Menurut Zainut, persiapan jelang Armuzna penting untuk dilakukan agar jamaah tidak sampai sakit. Jangan sampai, ujar dia, jamaah memfosir diri dalam melakukan ibadah sunah kemudian berhalangan karena sakit saat hendak menunaikan ibadah wajib saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). 

Zainut pun mengapresiasi pelayanan untuk jamaah haji yang tinggal di Makkah dari aspek akomodasi, transportasi, hingga konsumsi. Katering tiga kali sehari yang didapatkan jamaah pada musim haji kali ini bahkan dinilai berlebih. Demikian dengan bus shalawat yang setia mengantar jamaah 24 jam ke Masjidil Haram. 

Wamenag juga meminta agar para petugas menyiapkan  mitigasi bencana yang lebih baik sehingga tidak menimbulkan panik jamaah. Hal tersebut merujuk pada peristiwa kepulan asap yang terjadi akibat jamaah yang membuang rokok di tempat penampungan sampah di Hotel Makarem Diyafah Al Bait, area Misfalah pada Sabtu (2/7) pagi. “Penanganan bencana apa itu kebakaran atau hal lain harus betul-betul ada antisipasi yang baik,”jelas dia.

Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief meminta kepada setiap kepala sektor untuk membuat kegiatan ringan selama menunggu puncak haji di Armuzna bagi jamaah. Menurut Hilman, aktivitas tersebut bisa meningkatkan imunitas jamaah selama menunggu puncak musim haji. Terlebih, ujar Hilman, layanan operasional Bus Shalawat juga dihentikan sementara. “Supaya imunitas jamaah juga bisa terjaga jelang Armuzna,”jelas dia. 

Kampanye istirahat

Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS  meminta semua petugas kesehatan mengkampanyekan jamaah haji istirahat tiga hari menjelang Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).  Budi menjelaskan, jamaah butuh  kondisi fisik yang prima untuk dapat mengikuti rangkaian ibadah wajib haji. “Paling tidak tiga hari sebelum armuzna, Jemaah perbanyak istirahat di hotel, pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji,”imbau dia.

Budi berharap, jamaah haji Indonesia dapat beribadah dalam kondisi kesehatan terbaik mengingat ada 63 persen jamaah berstatus risiko tinggi (risti). Mereka pun diminta agar menghemat energinya untuk dapat aktifitas ibadah dengan prima di armuzna.“Agar Jemaah tidak lelah dan stress. Hal ini bisa memicu kekambuhan penyakit. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan istirahat” tambah Budi. 

Dia menjelaskan, strategi promosi kesehatan pada jemaah mulai difokuskan pada kampanye untuk istirahat dari beraktifitas di luar hotel untuk persiapan menghadapi Armuzna.Koordinator Promosi Kesehatan, dr. Edi Supriyatna mengatakan, pesan pesan agar aktifitas fisik Jemaah haji disesuaikan dengan kondisi kesehatannya juga terus digaungkan. Hal ini mengingat mayoritas jemaah haji indonesia merupakan jemaah haji risti

“Materi promosi fokus pada minum jangan tunggu haus, minum air dicampur elektrolit (oralit), pemeriksaan kesehatan Jemaah haji yang memiliki penyakit komorbid, penggunaan masker dan paying agar terhindar dari sengatan matahari, berhenti merokok dan penyesuaian aktifitas untuk menghindari  kelelahan terus kita gaungkan,”jelas dia.

Edi mengungkapkan, pendekatan dan edukasi diberikan langsung kepada jemaah haji di tiap kloter. Setiap harinya, tim promosi kesehatan bergerilya memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada untuk terus menyampaikan pesan pesan promosi kesehatan. “Berbagai Inovasi dilakukan agar pesannya dapat sampai kepada Jemaah haji, contohnya menggunakan sunah rasulullah saat minum, ketika kita lakukan edukasi jangan tunggu haus,”kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement