Kamis 30 Jun 2022 01:35 WIB

Universitas Brawijaya Raih Posisi Tertinggi IKU

IKU bertujuan mendorong transformasi di bidang Pendidikan Tinggi (Dikti).

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Universitas Brawijaya (UB) meraih posisi tertinggi Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2021 pada liga PTN-BLU. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Riset dan Teknologi kepada Sekretaris Universitas UB, Setyono Yudo Tyasmoro di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Humas UB
Universitas Brawijaya (UB) meraih posisi tertinggi Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2021 pada liga PTN-BLU. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Riset dan Teknologi kepada Sekretaris Universitas UB, Setyono Yudo Tyasmoro di Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) meraih posisi tertinggi Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2021 pada liga PTN-BLU. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Riset dan Teknologi kepada Sekretaris Universitas UB, Setyono Yudo Tyasmoro di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Profesor Aulanni’am mengatakan, IKU bertujuan mendorong transformasi di bidang Pendidikan Tinggi (Dikti). "Dan ada banyak kriteria yang dimiliki oleh UB sehingga bisa menempatkannya di posisi tertinggi," kata perempuan disapa Aul ini di Kota Malang, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga

Kriteria-kriteria yang dimiliki itu berada pada delapan indikator utama. Pertama, kriteria mengenai rentang kualitas lulusan yang terlihat pada IKU1 dan IKU2. Indikator tersebut berkaitan dengan jumlah lulusan untuk mendapat pekerjaan layak. 

Pada IKU2, kata dia, kualitas lulusan bisa dilihat dari pengalaman mahasiswa mendapatkan pengetahuan di luar kampus. Beberapa di antaranya seperti  magang proyek desa, melakukan penelitian bersama di tempat magang, berwirausaha dan pertukaran pelajar.

Menurut Prof Aul, kriteria pada IKU 2 sudah banyak dicapai oleh UB tetapi nilainya masih kecil. Sementara itu, IKU3 dan IKU 4 berkaitan dengan kegiatan dosen di luar kampus. Contohnya, kegiatan dosen sebagai staf ahli di kementerian, dosen berkegiatan di luar kampus, dan dosen yang menjadi staf khusus di industri. 

Menurut Aul, UB sudah memiliki dosen berkarya (dokar) untuk mencari pengalaman di industri atau berkegiatan di kampus lain. Bentuk kegiatan pada IKU 4 terihat pada praktisi mengajar di kampus dalam program  3 in 1. "Kita punya banyak praktisi yang mengajar di kampus. Ada sekitar 200an di tahun 2021 lalu," jelas.

Selain itu, IKU5 berkaitan dengan hasil kerja dosen yang digunakan masyarakat dan dapat di rekognisi internasional. Hal ini dapat terlihat pada produk-produk KID Diagnostik GAD65. 

Ada pula produk-produk lain yang dihasilkan oleh dosen. Kemudian mendapatkan inkubasi oleh unit-unit di UB seperti pendampingan dan dikelola Badan Inovasi Ikubasi Wirausaha (BIIW). Selanjutnya, juga dibantu oleh Badan Usaha Akademik (BUA) untuk bisa dikerjasamakan dengan Industri akar terhilirisasi  ke masyarakat.

Selanjutnya, IKU6, IKU 7, dan IKU 8 berkaitan dengan kualitas kurikulum. Beberapa contohnya seperti program  kerjasama kelas dunia dalam kurikulum magang dan lulusan.

Prof Aul berharap UB masih bisa meraih tiga besar untuk capaian IKU pada tahun mendatang. Pasalnya, UB sudah punya modal terutama untuk kegiatan MBKM Semeru. Dalam hal ini, kata dia, MBKM mandiri mahasiswa menyelesaikan 20 SKS dan mempunyai kerja sama aktif dengan universitas kelas dunia dan industri. 

"Dan dari modal tersebut kita berharap tahun depan bisa berada di posisi tiga besar untuk capaian IKU Liga PTNBH," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement