Rabu 29 Jun 2022 12:53 WIB

Pelindo Targetkan Pendapatan 2022 Capai Rp 30,4 Triliun

Pada 2021, Pelindo mencatatkan laba sebesar Rp 3,2 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan (ilustrasi). Pada tahun ini PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menargetkan pendapatan tumbuh moderat mencapai Rp 30,4 triliun.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan (ilustrasi). Pada tahun ini PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menargetkan pendapatan tumbuh moderat mencapai Rp 30,4 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menargetkan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini melanjutkan kembali peningkatan kinerja yang ada pada 2021. Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono pada tahun ini Pelindo menargetkan pendapatan tumbuh moderat mencapai Rp 30,4 triliun. 

"Target pertumbuhan pendapatan ini sejalan dengan laba bersih yang diharapkan meningkat menjadi Rp 3,9 triliun," kata Ali kepada Republika.co.id, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga

Ali optimistis target pertumbuhan kinerja pada tahun ini bisa terlaksana. Menurutnya hal tersebut didukung oleh pulihnya perekonomian global terutama dengan produksi barang-barang industrial maupun hasil pertanian. 

Dia menambahkan, untuk mencapai target tersebut, Pelindo juga sudha menyiapkan strategi. "Untuk mencapai target ini, Pelindo akan berfokus pada penyelarasan bisnis pasca integrasi melalui standardisasi, integrasi operasional, dan komersial," tutur Ali. 

Dia memastikan, Pelindo akan mengambil mengambil langkah inisiatif strategis yang salah satunya diimplementasikan melalui standardisasi operasional pelabuhan. Ali mengharapkan hal tersebut mampu berdampak pada peningkatan produktivitas bongkar muat dan penurunan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan.

"Tentu dampaknya juga akan dirasakan oleh pengguna jasa baik shipping line atau cargo owner, yakni seperti penghematan biaya sewa kapal dan durasi pengiriman menjadi lebih cepat," jelas Ali. 

Selain itu, Ali menuturkan, Pelindo juga dapat menekan biaya operasional bongkar muat di Pelabuhan yang dikelola. Dengan begitu nantinya akan berpotensi pada peningkatan trafik kapal.

Pelindo pada 2021 juga sudah mencatat peningkatan laba. Ali mengatakan kinerja audited Pelindo pada 2021 mencatatkan laba sebesar Rp 3,2 triliun. 

"Angka ini (laba sepanjang 2021) naik dibandingkan perolehan 2020 yang mencapai Rp 3 triliun," kata Ali. 

Ali menjelaskan lilai laba bersih tersebut turut menyumbang peningkatan laba BUMN pada 2021 yang mencapai total Rp 126 triliun. Pendapatan BUMN tersebut meningkat hingga 869 persen dari laba 2020. 

Dia menambahkan, capaian positif Pelindo pada 2021 sejalan dengan program merger yang telah dijalankan pada Oktober 2021. "Perseroan telah bukukan pendapatan usaha senilai Rp 28,8 triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp 26,6 triliun," jelas Ali. 

Selain itu, Ali mengungkapkan Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara. Kontribusi tersebut dilakukan melalui setoran Dividen, PNBP, Konsesi, PPH, PPN, dan PBB dengan nilai total Rp 4,7 triliun pada tahun buku 2021. 

"Salah satu fokus utama Pelindo pascamerger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” tutur Ali.  

Pelindo memastikan juga akan terus mendukung upaya pemangkasan biaya logistik di Indonesia. Sebelunya, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan peran Pelindo dalam memangkas biaya logistik melalui upaya dalam memperpendek waktu port stay. 

"Bagaimana cara Pelindo memperbaiki biaya logistik adalah bagaimana mengupayakan sependak mungkin kapal di Pelabuhan atau port stay. Itu cara untuk mengurangi biaya logistik," kata Arif. 

Setelah Pelindo merger, Arif menuturkan banyak transformasi yang dilakukan di pelabuhan. Khususnya dalam mengupayakan efisiensi waktu kapal saat berada di Pelabuhan tersebut. 

"Jadi Pelindo kembali ke jati dirinya. Pelindo ini merupakan perusahaan jasa dan pelayanan di pelabuhan," ujar Arif. 

Arif menjelaskan, pelabuhan memiliki peran dalam upaya mengefisiensikan biaya logistik nasional dalam aspek transportasi kapal dan inventory carrying cost. Arif mengatakan dari 23 persen biaya logistik di Indonesia, kontribusinya 8,9 persen dari inventori, 8,5 persen dari darat, 2,8 persen dari laut, 2,7 persen dari admin, dan 0,8 persen dari kontribusi lain. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement