Rabu 29 Jun 2022 00:05 WIB

Uni Eropa Beli 100 Ribu Dosis Vaksin untuk Tangani Cacar Monyet

Uni Eropa telah menerima lebih dari 100 ribu vaksin cacar yang dibeli untuk menangani

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Otoritas kesehatan Uni Eropa telah menerima lebih dari 100 ribu vaksin cacar yang dibeli untuk menangani penyebaran kasus cacar monyet, Selasa (28/6/2022). Vaksin tersebut akan segera didistribusikan ke negara-negara anggota.

Menurut Komisi Eropa, sebanyak 5.300 dosis vaksin Bavarian Nordic A/S sudah dikirim ke Spanyol. Portugal, Jerman, dan Belgia akan menerima dosis berikutnya. Proses pengiriman lebih lanjut bakal dilakukan pada Juli dan Agustus.

Vaksin tersebut dibeli oleh Health Emergency Preparedness and Response Authority (HERA). Ini merupakan pertama kalinya Uni Eropa, lewat HERA, secara langsung membeli dan menyumbangkan vaksin ke negara-negara anggota.

“Dengan HERA aktif dan berjalan, Uni Eropa secara signifikan memperkuat kapasitasnya untuk merespons serta mengatasi ancaman kesehatan baru dengan tegas,” kata Komisaris Kesehatan dan Keamanan Pangan Uni Eropa Stella Kyriakdies, dilaporkan Bloomberg.

Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, penyebaran cepat penyakit cacar monyet ke puluhan negara merupakan ancaman yang berkembang. Kendati demikian, mereka masih belum ingin memutuskan wabah itu sebagai darurat kesehatan global.

“Apa yang membuat wabah saat ini sangat mengkhawatirkan adalah penyebaran yang cepat dan terus berlanjut ke negara serta wilayah baru dan risiko penularan lebih lanjut serta berkelanjutan ke populasi yang rentan termasuk orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan, wanita hamil, dan anak-anak,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, Sabtu (25/6).

Kendati belum menetapkannya sebagai darurat kesehatan global, WHO tetap menyerukan negara-negara mengambil tindakan pencegahan terkoordinasi. “Ini membutuhkan perhatian kolektif dan tindakan terkoordinasi kita sekarang untuk menghentikan penyebaran virus cacar monyet lebih lanjut,” katanya.

Status darurat atau dikenal dengan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) berlaku untuk peristiwa luar biasa yang membawa risiko kesehatan masyarakat lewat penyakit secara internasional. PHEIC terakhir adalah wabah Covid-19. WHO menetapkannya pada akhir Januari 2020.

PHEIC merupakan tingkat siaga tertinggi WHO. Status demikian dapat digunakan untuk mendorong negara-negara bekerja sama dalam tindakan pencegahan, seraya memperkenankan WHO merekomendasikan langkah-langkah relevan, misalnya peringatan perjalanan.

Menurut WHO, saat ini kasus cacar monyet sudah ditemukan di lebih dari 50 negara, dengan jumlah kasus melampaui 3.200. Untuk sementara ini, Eropa menjadi wilayah yang paling banyak melaporkan kasus penyakit tersebut. Komite Darurat WHO mengungkapkan, wabah tersebut harus dipantau secara ketat dalam beberapa pekan mendatang. WHO bakal memberi penilaian ulang jika perkembangan baru tertentu muncul.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement