Selasa 28 Jun 2022 16:15 WIB

Bertemu Jokowi, PM Inggris Nyatakan akan Hadir di KTT G20

Johnson menyatakan kesiapan untuk hadir pada pertemuan puncak G20 di Bali

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi saat pertemuan dengan para pemimpin G7 dalam KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6).
Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat pertemuan dengan para pemimpin G7 dalam KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ELMAU -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson di sela KTT G7 di Elmau Jerman, Senin (27/6/2022) waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Johnson menyatakan kesiapan untuk hadir pada pertemuan puncak G20 di Bali November mendatang.

"Saya sangat senang bertemu Anda di sini," ujar Johnson kepada Jokowi dalam rekaman resmi dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).

"Saya ingin menyampaikan, saya senang bertemu dengan Anda dan saya akan kembali menemui Anda pada November (KTT G20)," sambungnya.

Pertemuan puncak para pemimpin negara anggota G20 akan dilangsungkan di Bali, Indonesia, pada November mendatang sekaligus menutup kepresidenan Indonesia di G20. Indonesia sebagai presiden G20 sudah menyebarkan undangan resmi kepada negara anggota termasuk Inggris.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengisyaratkan bakal hadir dalam KTT G20 mendatang. Ia mengatakan, kelompok negara ekonomi maju dan berkembang akan terus memainkan pesan besar sehingga kerja sama adalah kuncinya.

"Jerman akan tidak 'membombardir pekerjaan G20," kata Scholz kepada tv publik ZDF dikutip Reuters.

Sementara itu kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa dia tidak mengesampingkan duduk di meja yang sama dengan Putin di G20.

"Penting juga untuk memberitahu dia secara langsung apa yang kita pikirkan tentang dia," katanya dikutip laman Politico, Selasa. "Dan kita harus hati-hati mempertimbangkan apakah kita ingin melumpuhkan seluruh G20," katanya, memperingatkan bahwa blok itu adalah "platform yang terlalu penting" untuk dirusak.

Inggris menjadi salah satu negara yang vokal menyuarakan penolakan kedatangan Rusia di KTT G20. Menurut Inggris, mengundang Rusia hanya akan mempersulit presidensi G20 Indonesia tahun ini mengingat invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak pada dunia juga.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement