Selasa 28 Jun 2022 14:59 WIB

Curhat Koeman: Problem Saya di Barcelona Berawal dari Kehadiran Laporta

Laporta terpilih sebagai Presiden Barcelona pada Maret 2021.

Rep: reja irfa widodo / Red: Muhammad Akbar
 Pelatih kepala Barcelona Ronald Koeman kembali ke terowongan pada babak pertama pada pertandingan sepak bola La Liga Spanyol antara Rayo Vallecano dan FC Barcelona di stadion Vallecas di Madrid, Spanyol, Kamis (28/10) dini hari WIB.
Foto: AP/Manu Fernandez
Pelatih kepala Barcelona Ronald Koeman kembali ke terowongan pada babak pertama pada pertandingan sepak bola La Liga Spanyol antara Rayo Vallecano dan FC Barcelona di stadion Vallecas di Madrid, Spanyol, Kamis (28/10) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ronald Koeman tercatat hanya 14 bulan menangani Barcelona. Didatangkan sebagai pengganti Quique Setien pada Agustus 2020, penggawa Barcelona pada awal era 90an itu itu dipaksa meletakan jabatannya pada Oktober 2021.

Kendati berhasil mempersembahkan titel Copa del Rey pada musim debutnya membesut Barcelona, tepatnya pada musim 2020/2021, kiprah Koeman selama menukangi Blaugrana kerap diingat sebagai sebuah kegagalan.

Pelatih asal Belanda itu kerap mengeluarkan kebijakan yang tidak populis. Salah satu kebijakan Koeman adalah melepas sejumlah penggawa andalan Blaugrana, termasuk Luis Suarez.

Penyerang asal Uruguay itu kemudian hijrah ke Atletico Madrid dan berhasil membawa Los Rojiblancos meraih titel La Liga. Pun dengan berbagai kabar perseteruan dengan sejumlah pemain senior Blaugrana, seperti Lionel Messi dan Gerard Pique.

Akhirnya, setelah hanya mampu memetik empat kemenangan, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan di 10 laga awal musim 2021/2022, Koeman dipecat manajemen Blaugrana pada Oktober 2021.

Eks kapten dan gelandang Barcelona, Xavi Hernandez, ditunjuk menggantikan pelatih asal Belanda tersebut. Koeman mengungkapkan, kehilangan kepercayaan dari para penggawa Blaugrana bukanlah penyebab utama problem yang dihadapinya di Barcelona, yang berujung pada pemecatannya.

Eks pelatih Valencia itu justru menunjuk hidung Presiden Barcelona, Joan Laporta, sebagai biang keladi problem yang dihadapinya selama menukangi klub asal Katalan tersebut.

''Tidak ada masalah di ruang ganti pemain. Meski ada beberapa kekecewaan, tapi secara umum, para pemain tidak memiliki perbedaan pendapat dengan saya. Problem saya di Barcelona berawal dari kehadiran presiden klub yang baru (Joan Laporta),'' ujar Koeman dalam wawancara dengan Esport3, Selasa (28/6).

Laporta terpilih sebagai Presiden Barcelona pada Maret 2021. Dalam kesempatan keduanya menjadi orang nomor satu di Blaugrana tersebut, Laporta menggantikan Joseph Maria Bartemou, yang mengundurkan diri pada Oktober 2020 usai mendapatkan mosi tidak percaya dari anggota klub.

Koeman memaklumi adanya keraguan dari presiden ataupun direktur olahraga sebuah klub terhadap pelatih. Namun, menurut Koeman, kesalahan terbesar Laporta adalah mengungkapkan keraguan itu kepada publik.

Ujungnya, keraguan terhadap pelatih berusia 59 tahun itu terus meningkat. Begitu pula dengan desakan untuk memecat Koeman.

''Seorang presiden atau direktur olahraga bisa meragukan pelatih. Masalahnya, dia (Laporta) mengungkapkannya secara terbuka ke publik. Anda tidak bisa melakukan itu sebagai presiden sebuah klub. Saya tidak akan pernah melakukan hal tersebut,'' ujar eks pelatih timnas Belanda tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement