Senin 27 Jun 2022 17:32 WIB

Presiden Yoon Bertolak ke Madrid untuk Hadiri KTT NATO

Korsel bukan anggota NATO tapi diundang sebagai negara mitra

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada Senin (27/6/2022) telah bertolak ke Madrid, Spanyol untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada Senin (27/6/2022) telah bertolak ke Madrid, Spanyol untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada Senin (27/6/2022) telah bertolak ke Madrid, Spanyol untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Yoon ajan bertemu dengan para peimpin NATO dan negara lain untuk membahas masalah keamanan dan ekonomi dalam perjalanan luar negeri pertamanya sebagai presiden.

Korsel memang bukan negara anggota NATO, namun Seoul diundang sebagai negara mitra bersama dengan Jepang, Australia, dan Selandia Baru. Yoon akan menjadi presiden Korsel pertama yang menghadiri KTT NATO.

Di sela KTT NATO, Yoon berencana mengadakan KTT tiga arah pada Rabu (29/6/2022) dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Kegiatan lain yang direncanakan dihadiri presiden Yoon di Madrid termasuk pertemuan bilateral dengan para pemimpin Finlandia, NATO, Spanyol, Belanda, Polandia, Denmark, Republik Ceko dan Inggris. Ibu Negara Kim Keon-hee akan bepergian bersama dengan Yoon.

"Kehadiran Yoon di KTT NATO akan mencapai tiga tujuan, termasuk memperkuat aliansi nilai berdasarkan demokrasi liberal dengan 30 negara anggota NATO dan negara mitra," kata Penasihat Keamanan Nasional Kim Sung-han seperti dikutip laman Yonhap, Senin.

Ia melanjutkan bahwa presiden Yoon juga akan membangun fondasi untuk jaringan keamanan yang komprehensif dengan negara-negara NATO dan mencari cara untuk secara efektif menanggapi ancaman keamanan yang muncul. Itu  seperti ancaman dunia maya dan kedirgantaraan, dan perubahan iklim.

Dalam pidatonya kepada anggota NATO dan negara-negara mitra pada Rabu, Yoon akan mengingat sejarah kerja sama antara Korea Selatan dan NATO sejak kedua belah pihak menjalin kemitraan pada tahun 2006. Ia juga akan berbicara tentang tujuan keamanan Eropa yang berkembang dan bidang kerja sama antara Korsel dan negara-negara NATO dalam masalah keamanan yang muncul, dan menyerukan minat dan kerja sama NATO sehubungan dengan masalah nuklir Korea Utara.

Sementara itu, selama rangkaian pertemuan bilateral, Yoon akan membahas isu-isu ekonomi, seperti tenaga nuklir, semikonduktor dan energi terbarukan. Ia juga akan mencari dukungan internasional untuk tawaran Korsel menjadi tuan rumah Expo Dunia 2030 di Busan dan memperkuat kerja sama atas program senjata nuklir Korea Utara.

Selain itu, Yoon diharapkan mengadakan pertemuan menarik dengan presiden Komisi Eropa, dan para pemimpin Kanada dan Rumania. Namun demikian, para pejabat tidak yakin apakah pertemuan bilateral Yoon dan Kishida bakal terjadi.

Sebab kedua negara belum mengadakan pembicaraan rinci tentang perselisihan sejarah mereka sejak pemerintahan Yoon mulai menjabat pada 10 Mei. Kemungkinan KTT bilateral menjadi fokus perhatian media karena akan menjadi yang pertama antara kedua negara dalam 2,5 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement