Senin 27 Jun 2022 15:47 WIB

Hujan Intensitas Tinggi, 14 Wilayah di Banyumas Kebanjiran dan Longsor

Sudah dilakukan kaji cepat dengan koordinasi dan pendataan dengan dinas terkait.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Warga mengevakuasi kendaraan bermotor menggunakan rakit darurat akibat banjir di  Banyumas, Jateng.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Warga mengevakuasi kendaraan bermotor menggunakan rakit darurat akibat banjir di Banyumas, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami kebanjiran dan tanah longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur sejak Sabtu (25/6/2022). Menurut Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Budi Nugroho, ada 14 titik wilayah yang terkena dampak hujan deras tersebut.

"Ada empat wilayah yang banjir dan 10 wilayah yang mengalami longsor. Seluruhnya sudah dilakukan kaji cepat dengan koordinasi dan pendataan dengan dinas terkait," ujar Budi kepada Republika.co.id, Senin (27/6/2022).

Berdasarkan data BPBD Banyumas, untuk banjir luapan terjadi di Desa Pekunden Kecamatan Banyumas, Desa Kalisube Kecamatan Banyumas, Desa Sawangan Kecamatan Kebasen, dan Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir. Adapun tanah longsor terjadi di Desa Cihongje RT 2 RW 13 Kecamatan Gumelar, Desa Dermaji Kecamatan Lumbir tiga titik, Desa Karanggayam RT 6 RW 6 Kecamatan Lumbir.

Kemudian di Desa Lumbir RT 1 RW 2 Kecamatan Lumbir, Desa Krajan RT 3 RW 3 Kecamatan Pekuncen, Desa Kedunggede Kecamatan Lumbir, Desa Rempoah RT 3 RW 5 Kecamatan Baturraden, dan tanah bergerak di Kelurahan Sumampir Purwokerto Utara. Lalu angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Desa Paningkaban RT 5 RW 2 Kecamatan Gumelar dan Desa Rempoah RT 1 RW 4 Kecamatan Baturraden.

Sekretaris BPBD Banyumas, Gatot Epri menambahkan, bencana alam tersebut terjadi akibat hujan intensitas tinggi sejak Sabtu (25/6/22). "Di beberapa wilayah ada potensi bencana susulan, mengingat intensitas hujan masih tinggi," ujar Gatot.

Untuk rumah yang terkena pohon tumbang di Desa Paningkaban, pemilik rumah kini telah mengungsi ke rumah kerabat. Sementara itu tiga rumah di Desa Lumbir rusak berat, sehingga pemiliknya disarankan untuk mengungsi.

Di wilayah tersebut, hujan dengan intensitas tinggi selama sekitar empat jam sebagai pemicu gerakan tanah, karena terjadi infiltrasi air terhadap tubuh lereng. Secara umum susunan tanah merupakan tanah pelapukan dan lempung.

Naiknya debit air Sungai Cigayar dengan arus yang cukup deras kemudian menghantam pondasi jembatan dan pondasi rumah di dekat pinggiran sungai yang berakibat longsor dan memutus jembatan.

"Sementara jembatan tidak dapat dilalui karena terputus. Namun, jembatan tersebut bukan akses utama warga untuk beraktivitas sehari-hari, ada akses jalan lain yang dapat dilalui warga ," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement