Senin 27 Jun 2022 15:33 WIB

Epidemiolog UGM Ungkap Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 

Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit tidak meningkat.

Varian Omicron (ilustrasi).
Foto: Republika
Varian Omicron (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Belakangan ini, jumlah kasus harian Covid-19 lebih dari 2.000 kasus. Total jumlah kasus aktif hingga Jumat (24/6/2022) lalu mencapai angka 13 ribu lebih kasus. 

Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad mengatakan peningkatan kasus harian ini kemungkinan disebabkan penyebaran kasus Covid-19 setelah liburan mudik lebaran. Sebab lonjakan kasus mulai meningkat sepekan setelah libur lebaran. 

Di samping itu, peningkatan kasus juga disebabkan adanya penyebaran varian baru omicron BA4 dan BA5. "Bisa (kemungkinan) dua duanya," kata Riris dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (27/6).

Meski jumlah kasus Covid-19 mengalami lonjakan, namun tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit tidak meningkat. Sebaliknya, tingkat keterisian tempat tidur justru mengalami penurunan. 

 

Riris mengakui bahwa kekebalan tubuh penduduk sudah kian meningkat setelah mendapat suntikan vaksin primer dan booster. Apalagi bagi yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi. Meskipun begitu, dia mengingatkan bahwa tingkat kekebalan tersebut akan menurun seiring berjalannya waktu sehingga protokol kesehatan tetap diterapkan. 

"Pada saat ini iya (kekebalan tubuh). Tapi kekebalan akan menurun dengan berjalannya waktu," ungkapnya.

Anjuran pemerintah agar tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan tertutup dan boleh membuka masker saat berada di luar ruangan, menurut Riris, tetap saja menimbulkan risiko terjadinya penularan. "Kalau mode penularan masih tetap sama, intervensinya juga sama," katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penularan varian baru omicron BA4 dan BA5, Riris menganjurkan agar warga masyarakat tetap  waspada dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. "Tetap patuh prokes, jika punya gejala flu atau kontak dengan kasus positif, segera karantina dan melakukan tes PCR," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement