Senin 27 Jun 2022 09:03 WIB

Liburan Masih Dibayangi Pandemi, Pengelola Wisata Diimbau Terapkan Sapta Pesona

Sapta pesona merupakan konsep sadar wisata dengan melibatkan masyarakat.

Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Penari beraksi pada Festival Van Der Wijck di Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). Festival yang digelar di area bangunan cagar budaya Kanal Van Der Wijck itu menampilkan berbagai kesenian sebagai ajang promosi pertanian dan pariwisata di kawasan Sleman Barat.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Penari beraksi pada Festival Van Der Wijck di Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022). Festival yang digelar di area bangunan cagar budaya Kanal Van Der Wijck itu menampilkan berbagai kesenian sebagai ajang promosi pertanian dan pariwisata di kawasan Sleman Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Pandemi Covid-19 masih belum juga usai. Terbaru muncul varian omicron BA4 dan BA5. Meski begitu, sektor pariwisata perlahan sudah mulai bangkit.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman, Kus Endarto mengimbau kepada pengelola wisata untuk tetap menerapkan sapta pesona dengan baik ketika situasi pandemi masih berlangsung ataupun saat nanti telah selesai.

Sapta pesona merupakan konsep sadar wisata dengan melibatkan masyarakat sebagai pengelola untuk turut serta mencipatakan suasana lingkungan wisata yang kondusif sehingga mampu mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Sapta pesona memiliki tujuh unsur utama, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

"Sebenarnya dengan menjalankan sapta pesona , kita sudah menerapkan prinsip wisata yang aman, bersih, sehat, dan nanti intinya semua akan bermuara ke nomor 7, yaitu kenangan. Kalau kita ingin wisatawan datang kembali ke Sleman, merasakan kenyamanan dan keramahan Sleman maka berilah kenangan yang indah kepada wisatawan," kata Kus Endarto saat ditemui di Kantor Dinas Pariwisata Sleman, Jumat (24/6/2022).

Menurutnya, untuk mencapai unsur kenangan yang baik maka tempat wisata yang dikelola harus bersih, sehat, nyaman, dan aman. Berkaitan dengan pandemi Covid-19, ia menjelaskan pengelola wisata harus melakukan pengawasan untuk memastikan para wisatawan dapat menjaga jarak, tidak menciptakan kerumunan, dan menerapkan standar protokol kesehatan. 

Terkait dengan sapta pesona yang pertama, yaitu keamanan, Kus Endarto mengatakan tempat wisata di Yogyakarta itu aman dari kejahatan. Belakangan ini, ramai diperbincangkan mengenai kejahatan jalanan yang terjadi di DIY sehingga sempat menimbulkan ketakutan bagi wisatawan yang ingin berkunjung.

“Allhamdulillah, selama di destinasi wisata sampai saat ini tidak ada laporan tentang klitih. Karena klitih terjadi biasanya antara jam 12 malam sampai jam 5 pagi tetapi tidak ada orang yang berwisata saat jam itu. Kecuali untuk yang berkunjung ke tempat hiburan malam tetapi di Kabupaten Sleman sendiri, destinasi wisata lebih banyak yang temanya keluarga,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, saat ini destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi terletak di kawasan timur Sleman. Di sana terdapat beberapa tempat wisata dengan daya tarik yang tinggi, seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, dan Tebing Breksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement