Senin 27 Jun 2022 08:14 WIB

Erick: Bandara di Indonesia Harus Jadi Etalase Kebudayaan

Menteri BUMN Erick Thohir sebut bandara di Indonesia harus menjadi etalase kebudayaan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) bersama Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) memainkan angklung pada pagelaran budaya Langgam Pancarona, Dahayu Nusantara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (26/6/2022). Menteri BUMN mengatakan bandara internasional sebagai gerbang masuk ke Indonesia harus menjadi panggung tetap bagi para seniman dan budayawan lokal untuk mementaskan karya seni dan budaya nusantara.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) bersama Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) memainkan angklung pada pagelaran budaya Langgam Pancarona, Dahayu Nusantara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (26/6/2022). Menteri BUMN mengatakan bandara internasional sebagai gerbang masuk ke Indonesia harus menjadi panggung tetap bagi para seniman dan budayawan lokal untuk mementaskan karya seni dan budaya nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bandara Soekarno-Hatta menggelar parade budaya Langgam Pancarona, Dahayu Nusantara pada kemarin (26/6/2022). Parade yang mempertunjukkan beragam kesenian tradisional tersebut memukau para penumpang pesawat termasuk wisatawan nusantara dan mancanegara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan parade budaya di Bandara Soekarno-Hatta tersebut merupakan salah satu upaya melestarikan budaya bangsa. Sekaligus juga memberikan nilai tambah bagi pelayanan di bandara.

“Terus kita dorong airport kita menjadi etalase kebudayaan, kesenian dan musik indonesia. Kita punya kebudayaan yang luar biasa, musik yang luar biasa. Kita sebagai bangsa punya kultur, punya karakter. Ini yang kita jaga,” kata Erick dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (26/6/2022) malam.

Kesenian tradisional yang ditampilkan adalah Tari Sigeh Pengunten dari Lampung, Tari Kancet Papatai dari Kalimantan Timur, dan Tari Topeng. Begitu juga dengan alat musik Angklung dari Jawa Barat, Tari Kipas Pakarena dari Sulawesi Selatan, dan Tari Cakalele dari Maluku.

Suasana semarak sangat terasa saat parade budaya digelar di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan penumpang pesawat termasuk wisatawan nusantara dan mancanegara terlihat antusias.

Para penampil tari tradisional pun mengajak penonton berinteraksi dan para petugas bandara serta tenant komersial turut memeriahkan parade budaya dengan menggunakan pakaian adat.

Erick juga menuturkan bahwa parade budaya ini merupakan salah satu upaya mendukung tumbuhnya perekonomian dan pariwisata nasional. “Konteksnya, ekonomi kita mulai kembali. Penting sekali bagaimana memastikan bahwa kegairahan, kehidupan itu tumbuh setelah Covid-19,” ungkap Erick.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Dengan begitu memiliki peran penting dalam memperkenalkan berbagai kekayaan budaya nusantara.

Melalui parade budaya, Awaluddin menilai wisatawan ketika datang di Bandara Soekarno-Hatta sudah bisa merasakan kentalnya budaya Indonesia. “Parade budaya ini menjadi atraksi yang menarik bagi setiap orang yang menyaksikan, sekaligus memperkuat peran Bandara Soekarno-Hatta sebagai etalase budaya Indonesia,” ujar Awaluddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement