Sabtu 25 Jun 2022 07:20 WIB

Raja Yordania Dukung Pembentukan Aliansi Militer Timur Tengah Bak NATO

Raja Yordania menilai kesepakatan aliansi harus jelas agar tak membingungkan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein.
Foto: AP/HANNIBAL HANSCHKE/REUTERS POOL
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II mendukung pembentukan aliansi militer di Timur Tengah yang mirip dengan NATO di Barat. Meski begitu, berbicara kepada CNBC, Raja Abdullah mengatakan bahwa kesepakatan aliansi semacam itu harus sangat jelas.

 “Saya akan menjadi salah satu orang pertama yang akan mendukung NATO Timur Tengah, tetapi hubungan dengan seluruh dunia dan bagaimana kita menyesuaikan diri harus sangat, sangat jelas.  Kalau tidak, itu membingungkan semua orang, ”katanya dilansir dari Al Arabiya, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga

Selama ini AS bahkan mendorong kerja sama yang lebih erat di bidang militer antara negara-negara Arab dan Israel. Langkah ini disebut sebagai cara untuk menghadapi Iran dan aktivitasnya.

Baru-baru ini, anggota parlemen AS memperkenalkan RUU di Senat dan Kongres yang menyerukan rencana untuk mengintegrasikan pertahanan udara Timur Tengah dalam menghadapi Iran.

Para pejabat Israel mengatakan ada kerja sama pertahanan udara dengan negara-negara Arab yang tidak disebutkan namanya dan AS, yang dia klaim telah menggagalkan serangan Iran di wilayah tersebut.

Presiden AS Joe Biden dijadwalkan melakukan kunjungan pertamanya ke Timur Tengah bulan depan, dengan singgah di Arab Saudi, Tepi Barat dan Israel. Isu soal Iran dan hubungan yang memanas antara negara-negara Arab dan Israel menjadi agenda utama. 

Ancaman umum Iran, ditambah dengan Kesepakatan Abraham, yang ditandatangani di bawah pemerintahan Trump antara UEA, Bahrain dan Israel, telah menarik negara-negara Arab dan Israel lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa beberapa proyek "unik" akan diumumkan selama perjalanan Biden. Termasuk gugus tugas angkatan laut dan proyek infrastruktur lainnya yang sedang dilakukan melintasi perbatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement