Sabtu 25 Jun 2022 07:29 WIB

Taipan Sri Lanka Diangkat Sebagai Menteri Investasi

Sri Lanka berjuang mendapatkan devisa untuk mengimpor makanan, obat dan bahan bakar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang wanita menawar saat dia membeli sayuran di sebuah pasar di Kolombo, Sri Lanka, Jumat, 10 Juni 2022. Negara ini menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam ingatan baru-baru ini.
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Seorang wanita menawar saat dia membeli sayuran di sebuah pasar di Kolombo, Sri Lanka, Jumat, 10 Juni 2022. Negara ini menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam ingatan baru-baru ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengangkat taipan Dhammika Perera sebagai menteri untuk promosi investasi, Jumat (24/6/2022). Negara yang dilanda krisis itu berjuang untuk mendapatkan devisa untuk mengimpor makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Perera merupakan investor utama Sri Lanka yang memegang saham di puluhan perusahaan. Dia menggantikan adik laki-laki Rajapaksa di parlemen awal bulan ini setelah dia mengundurkan diri. Basil Rajapaksa sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan.

Baca Juga

"Dhammika Perera adalah pengusaha yang sangat sukses dan dia telah mengeluarkan beberapa proposal tentang bagaimana Sri Lanka dapat keluar dari krisis ini," ujar Sekretaris Jenderal partai yang berkuasa di Sri Lanka Podujana Peramuna Sagara Kariyawasam.

Salah satu pengusaha terkaya di Sri Lanka ini memiliki investasi di perusahaan-perusahaan yang mencakup manufaktur, perbankan dan keuangan, rekreasi, perkebunan, dan pembangkit listrik. Kementerian Perera akan mengawasi beberapa lembaga pemerintah utama termasuk dewan investasi Sri Lanka dan regulator industri TI, yang keduanya sebelumnya berada di bawah presiden.

"Kami akan melihat dengan optimisme," kata Kariyawasam.

Sri Lanka berada di tengah-tengah krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948. Cadangan devisa telah turun ke rekor terendah meninggalkannya berjuang untuk membayar impor penting dan memicu kekurangan dan protes berbulan-bulan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement