Kamis 23 Jun 2022 03:25 WIB

Toyota dan Redwood Kerja Sama Daur Ulang Baterai EV

Redwood ingin menurunkan biaya EV sekaligus mengurangi dampak lingkungan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tampak jajaran kendaraan listrik Toyota yang dipamerkan di IIMS 2022. Redwood ingin menurunkan biaya EV sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Ilustrasi.
Foto: istimewa
Tampak jajaran kendaraan listrik Toyota yang dipamerkan di IIMS 2022. Redwood ingin menurunkan biaya EV sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perusahaan rintisan Amerika Serikat Redwood Materials Inc mengatakan Toyota Motor Corp Jepang telah menjadi raksasa industri otomotif terbaru yang bergabung dengan inisiatif daur ulang dan remanufaktur baterai kendaraan listrik (EV) yang komprehensif. Redwood Materials, yang mitranya termasuk pembuat mobil Ford Motor Co dan pembuat baterai EV Panasonic Holdings Corp, sedang membangun ekosistem baterai loop tertutup.

Proyek tersebut bertujuan untuk menurunkan biaya EV dengan mengurangi ketergantungan pada bahan impor sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Perusahaan berusia lima tahun itu telah memfokuskan pekerjaan awal di kampus seluas 175 hektare di Nevada utara dan berencana untuk membangun kompleks lain di Amerika Serikat bagian tenggara. Demikian kata kepala eksekutif dan pendirinya, JB Straubel, dalam sebuah wawancara dikutip Reuters, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga

Fasilitas baru ini akan dapat memasok pabrik baterai senilai 1,3 miliar dolar AS yang direncanakan Toyota di North Carolina, serta pabrik baterai yang direncanakan Ford dengan SK On di Tennessee dan Kentucky. SK On merupakan anak perusahaan dari SK Innovation Co Ltd Korea Selatan.

Redwood Materials meningkatkan produksi komponen anoda dan katoda menjadi 100 gigawatt-jam pada tahun 2025, cukup untuk memasok baterai untuk 1 juta EV per tahun, kemudian menjadi 500 GWh pada tahun 2030, cukup untuk memasok 5 juta EV per tahun atau lebih. Demikian kata Straubel yang merupakan salah satu pendiri Tesla Inc.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement