Selasa 21 Jun 2022 18:45 WIB

Protes Islamofobia India, Seruan Usir Umat Hindu Ramai di Medsos Negara Teluk   

Seruan usir warga Hindu dari negara Teluk mendapat respons beragam

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi seruan usir warga Hindu di Twitter. Seruan usir warga Hindu dari negara Teluk mendapat respons beragam
Foto: AP Photo/Matt Rourke
Ilustrasi seruan usir warga Hindu di Twitter. Seruan usir warga Hindu dari negara Teluk mendapat respons beragam

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI–Sebuah seruan agar jutaan umat Hindu diusir dari negara-negara Teluk sedang ramai dibahas di media sosial. Aksi ini adalah tanggapan atas kebrutalan yang sedang berlangsung terhadap minoritas Muslim India. 

Sebuah tagar berbahasa Arab mulai menjadi tren di Twitter yang menuntut semua umat Hindu diusir dari negara-negara Teluk. Perlu diketahui, negara teluk adalah tempat lebih dari delapan juta warga negara India tinggal dan bekerja. 

Baca Juga

Tagar, yang secara kasar diterjemahkan menjadi "Kick the Hindus out of the Gulf", telah dibagikan ribuan kali di Twitter. Seorang pengguna mencap situasi "genosida" terhadap Muslim di India. 

"Negara-negara Teluk dapat melakukan lebih dari sekadar penghukuman, Muslim India menderita di bawah rezim fasis, kita harus menghentikan genosida anti-Muslim," tulis mereka.

Berdasarkan twit tersebut, terdapat 3,4 juta warga India di Uni Emirat Arab, 2,5 juta di Arab saudi, 1 juta di Kuwait, 779 ribu di Oman, 756 ribu di Qatar, dan 332 ribu di Bahrain.  . 

Ketegangan memuncak bulan lalu setelah Nupur Sharma, seorang anggota partai berkuasa nasionalis Hindu India, membuat pernyataan yang menghina Nabi Muhammad SAW. 

Sharma, juru bicara Perdana Menteri Narendra Modi, membuat pernyataan di televisi pada 26 Mei tentang istri termuda Nabi Muhammad SAW, yang memicu demonstrasi di seluruh dunia Islam. 

Pernyataan itu memicu protes diplomatik tidak hanya di negara rival India Pakistan, tetapi juga di negara-negara Arab kaya yang biasanya menikmati hubungan dekat dengan India. 

Lebih dari 20 negara secara terbuka mengutuk pernyataan itu. Sikap keras tersebut dengan cepat menempatkan Partai Bharatiya Janata India sebagai pemicu kerusakan. 

Partai tersebut meminta maaf dan menangguhkan Sharma serta Naveen Kumar Jindal, tokoh lain yang dituduh men-tweet tentang Nabi Muhammad SAW.

Tetapi banyak negara Muslim telah melihat langkah dari pemerintah India ini sebagai kurang bersemangat, terutama mengingat pembalasan brutal terhadap anggota minoritas Muslim India yang berjumlah 200 juta orang yang turun ke jalan sebagai protes. Beberapa demonstran tewas, ratusan ditangkap dan rekaman rumah pengunjuk rasa yang dihancurkan sehubungan telah muncul secara online. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement