Selasa 21 Jun 2022 19:10 WIB

Biden Pertimbangkan Hapus Tarif Barang China

Biden mempertimbangkan hapus tarif terhadap barang China untuk menahan inflasi

Rep: Lintar Satria / Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan menghapus tarif terhadap berbagai barang China untuk menahan inflasi.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan menghapus tarif terhadap berbagai barang China untuk menahan inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang sumber mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan menghapus tarif terhadap berbagai barang China untuk menahan inflasi. Tapi belum ada keputusan yang tampaknya diambil sebelum pertemuan Group of Seven (G7) pekan depan.

Pada Selasa (21/6/2022) tiga orang sumber mengatakan Jumat (18/6/2022) lalu pejabat Gedung Putih membahas opsi mengurangi tarif yang ditetapkan mantan Presiden Donald Trump pada China dengan Biden. Salah satu opsinya memotong besar-besaran tarif tersebut.

Para sumber menegaskan skala dari langkah akhir belum diputuskan. Mereka menambahkan penasihat Biden mempelajari dengan teliti tarif masa Trump pada barang-barang China senilai miliar dolar. Banyak diantaranya yang dinilai kurang strategis.  

Juru bicara Gedung Putih mengatakan tujuannya adalah menyesuaikan tarif dengan prioritas ekonomi dan strategis AS, menyelamatkan kepentingan buruh dan industri penting. Sambil tidak "menaikan biaya yang tak perlu pada rakyat Amerika."

Dua sumber mengatakan setelah perdebatan sengit selama berbulan-bulan mengenai isu ini Biden mulai lebih memilih untuk mengambil tindakan pada tarif. Washington ingin menggunakan kemungkinan apa pun untuk meredakan inflasi yang terjadi menjelang pemilihan Kongres pada November mendatang.  

Pada Sabtu (18/6/2022) kemarin Biden mengatakan ia mulai membuat keputusan.

"Pembicaraan mengenai masalah ini masih berjalan dan diintensifkan, tapi ini bukan (pilihan) biner untuk mencabut tarif atau tidak, secara strategis harus masuk akal," kata seorang pejabat pemerintah AS.

Mantan pejabat perdagangan AS Margaret Cekuta yang kini memimpin perusahaan lobi Capitol Counsel mengatakan dampak meringan tarif pada inflasi tampaknnya akan terbatasa. Selain itu butuh waktu delapan bulan untuk sepenuhnya efektif.

"Secara ekonomi tidak masuk akal, tapi dapat membantu mengatasi dampak psikologis inflansi tinggi," katanya.

Cekuta menambahkan pemerintah mencoba menganalisis tarif mana yang berdampak paling besar pada harga-harga kebutuhan pokok. Seorang sumber mengatakan salah satu proposal pemerintah adalah menghapus tarif terhadap barang ekspor China.

Kecuali barang-barang yang disebutkan dalam penyelidikan Bagian 301 senilai 50 miliar dolar AS. Yaitu papan sirkuit, semikonduktor dan barang-barang "strategis" lainnya.  Proposal itu juga tidak memasukkan tarif aluminium dan baja.

Namun dapat menghapus tarif pada barang-barang konsumen lainnya yang diterapkan pada 2018 dan 2019 selama perang dagang Trump. Termasuk router internet, perangkat Bluetooth, vakum debu, koper dan lantai vinyl.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement