Senin 20 Jun 2022 19:43 WIB

Iran Hukum Gantung Pelaku Pembunuh Ulama Syiah

Dua ulama Syiah Iran terbunuh oleh pelaku ekstremis

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pembunuhan ulama Syiah Iran (Ilustrasi). Dua ulama Syiah Iran terbunuh oleh pelaku ekstremis
Foto: pixabay
Ilustrasi pembunuhan ulama Syiah Iran (Ilustrasi). Dua ulama Syiah Iran terbunuh oleh pelaku ekstremis

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN– Republik Iran menggantung pelaku yang dijatuhi hukuman mati karena membunuh dua ulama Syiah, Senin (20/6/2022). Terdakwa juga melukai korban lainnya pada awal April, menurut pengadilan.  

Seorang warga negara Uzbekistan berusia 21 tahun melakukan serangan penusukan pada tanggal 5 April di kuil Imam Reza, yang merupakan salah satu tokoh paling dihormati dalam aliran Syiah.

Baca Juga

Pembunuhan itu terjadi selama bulan suci Ramadhan ketika kerumunan besar jamaah berkumpul di tempat suci, di kota terbesar kedua di Iran, Mashhad.

"Hukuman mati terhadap Abdolatif Moradi dilakukan dengan cara digantung pagi ini, di hadapan sekelompok warga dan pejabat di penjara Vakilabad di Mashhad," kata kepala kehakiman provinsi Gholamali Sadeghi, dikutip oleh situs web pengadilan Mizan Online dilansir dari The New Arab, Senin (20/6/2022). 

 

Pelaku dituduh melakukan moharebeh ('perang melawan Tuhan', dalam bahasa Persia) menggunakan senjata untuk meneror penduduk di kuil dan bahkan di luarnya. Penyerang menikam salah satu korban sebanyak 20 kali, kantor berita Tasnim melaporkan sebelumnya. 

Pada 7 Juni, pengadilan mengumumkan hukuman mati Moradi, menambahkan bahwa pengacaranya telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Menurut media lokal, Moradi memasuki Iran secara ilegal setahun sebelumnya dari Pakistan dan menetap di Mashhad, kota suci utama negara itu. Para pemimpin Iran menyalahkan "elemen takfiri" atas serangan itu.  

Salah satu ulama, Mohammad Aslani, meninggal seketika, sedangkan kematian yang kedua, Sadegh Darai, diumumkan dua hari kemudian. Serangan itu terjadi beberapa hari setelah dua ulama Sunni ditembak mati di luar sebuah seminari di kota Gonbad-e Kavus, Iran utara. 

Tiga tersangka dalam kasus itu, juga warga Sunni, ditangkap pada akhir April tetapi dikatakan "tidak memiliki hubungan dengan kelompok teroris", media pemerintah melaporkan pada saat itu. 

Sunni terdiri dari lima hingga 10 persen dari penduduk Iran mayoritas Syiah dari 83 juta orang. Iran tahun lalu mencatat total eksekusi tahunan tertinggi dalam empat tahun, kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan bulan lalu. 

Dalam laporan tahunan dikatakan Iran mengeksekusi setidaknya 314 orang pada 2021, naik dari 246 pada 2020, sebagian besar karena kasus terkait narkoba. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement