Senin 20 Jun 2022 12:30 WIB

AP II akan Perkuat Sinergi dengan Garuda Lewat Cara Ini

AP II terapkan Airport Collaborative Decision Making untuk perkuat sinergi Garuda

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan pengecekan mesin di Pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada haji 1443 H/2022 di Hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan memperkuat sinergi dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaui tiga aspek. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mendukung operasional dan bisnis secara berkelanjutan sehingha memberikan pelayanan terbaik.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan pengecekan mesin di Pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada haji 1443 H/2022 di Hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan memperkuat sinergi dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaui tiga aspek. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mendukung operasional dan bisnis secara berkelanjutan sehingha memberikan pelayanan terbaik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan memperkuat sinergi dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaui tiga aspek. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mendukung operasional dan bisnis secara berkelanjutan sehingga memberikan pelayanan terbaik. 

Aspek pertama yakni operasional yang efisien. “AP II dan Garuda tengah dalam pembahasan untuk memperkuat penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) di Bandara Soekarno-Hatta,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (19/6/2022) malam. 

Awaluddin menjelaskan, AP II dan Garuda bersinergi untuk memperkuat dan menerapkan secara penuh A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta. Penerapan A-CDM dapat menghasilkan penghematan operasional bagi Garuda, khususnya terkait efisiensi bahan bakar pesawat. 

Melalui A-CDM, lanjut Awaluddin, tingkat kongesti di apron dan taxiway Bandara Soekarno-Hatta dapat diturunkan yang kemudian berdampak pada lebih singkatnya waktu taxi bagi pesawat. Selain itu antrean juga lebih pendek untuk take off dan landing sehingga berujung pada penghematan bahan bakar pesawat.

 

“A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta menurunkan biaya operasional bandara dan maskapai termasuk Garuda sehingga mendukung penerbangan yang lebih optimal, efisiensi, termasuk optimalisasi penggunaan pesawat,” jelas Awaluddin. 

Aspek kedua yakni pengalaman pelanggan. Dia mengungkapkan, AP II dan Garuda bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan seamless journey experience termasuk tengah menyiapkan customer experience terbaik di titik transit dari rute internasional ke rute domestik di Bandara Soekarno-Hatta.

“Sinergi AP II dan Garuda memberikan customer experience padai titik transit penumpang pesawat yang datang dari luar negeri untuk melanjutkan penerbangan rute domestik ini memperkuat layanan Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik,” ungkap Awaluddin. 

Dia menambahkan, sinergi dan kolaborasi tersebut melanjutkan apa yang sudah dijalankan AP II dan Garuda dalam menghadirkan customer experience terbaik. Salah satunya adalah tersedianya mesin self check-in di Terminal 3. 

Aspek ketiga yaitu pengembangan bisnis. Awaluddin menjelaskan, sinergi dan kolaborasi AP II dan Garuda juga akan dilakukan dalam pembukaan rute-rute domestik. 

Dia menegaskan, AP II akan menjamin ketersediaan slot time penerbangan bagi maskapai yang akan membuka kembali rute-rute penerbangan. “Saat ini sektor penerbangan nasional memasuki periode pemulihan sejalan dengan penanganan pandemi yang baik,” tutur Awaluddin. 

Awaluddin menyebut, cukup banyak rute-rute penerbangan mulai kembali dibuka oleh maskapai setelah sempat ditutup karena pandemi dan banyak juga penambahan frekuensi di rute yang sudah dibuka. Dia memastikan AP II akan memberikan slot time penerbangan kepada Garuda, termasuk jika diperlukan penyesuaian operasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement