Ahad 03 Jul 2022 05:49 WIB

Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Arti dan Cara Menghitungnya

Arus kas dari aktivitas investasi adalah bagian dari laporan arus kas yang memuat uang masuk dan keluar dari berbagai aktivitas investasi dalam periode tertentu

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Arus Kas
Arus Kas

Arus kas dari aktivitas investasi adalah salah satu bagian dari laporan arus kas yang memuat berapa banyak uang masuk dan keluar dari berbagai aktivitas investasi dalam periode tertentu.

Aktivitas investasi dalam arus kas, meliputi pembelian aset fisik, investasi surat berharga, maupun penjualan keduanya.

Arus kas yang negatif seringkali menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk. Namun tidak selamanya pertanda jelek apabila kas digunakan untuk kepentingan masa depan perusahaan.

Contoh arus kas dari aktivitas investasi yang minus disebabkan karena besarnya jumlah kas yang diinvestasikan untuk keberlangsungan bisnis perusahaan jangka panjang, seperti untuk pos penelitian dan pengembangan. 

 

Baca Juga:  Keuangan Sederhana untuk UKM" href="https://www.cermati.com/artikel/cara-membuat-laporan-keuangan-sederhana-untuk-ukm" target="_blank">Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UKM

 

Memahami Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus Kas Investasi

Sebelum membahas arus kas dari aktivitas investasi positif dan negatif, kamu perlu memahami apa itu laporan arus kas. Berikut penjelasannya, seperti dilansir dari Investopedia.

Laporan arus kas adalah salah satu bagian dari laporan keuangan utama, di samping neraca dan laporan laba rugi.

Laporan arus kas menjembatani kesenjangan antara laporan laba rugi dan neraca dengan menunjukkan berapa banyak uang tunai yang dihasilkan maupun dihabiskan untuk kegiataan operasi, investasi, serta pendanaan dalam periode tertentu.

Baca Juga: Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan, Investor Wajib Tahu

Jenis Arus Kas

Arus kas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan atau pembiayaan, serta arus kas dari aktivitas investasi.

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi adalah laporan uang masuk dan keluar dari kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Jadi, setiap ada pengeluaran dan pemasukan dari produk atau layanan perusahaan tercantum di bagian ini.

Contoh arus kas dari aktivitas operasi:

  • Kas yang diterima dari penjualan barang dan jasa
  • Pembayaran bunga
  • Pembayaran gaji atau upah
  • Pembayaran ke pemasok barang yang dibutuhkan untuk produksi
  • Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh).

2. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah kas yang dihasilkan atau dihabiskan untuk aktivitas pendanaan menunjukkan arus kas bersih yang terlibat untuk mendanai operasi perusahaan.

Kegiataan pendanaan atau pembiayaan ini, antara lain:

  • Pembayaran dividen
  • Pembelian kembali (buyback) saham
  • Penawaran obligasi untuk meraup dana segar atau uang tunai.

3. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari kegiatan investasi atau arus kas investasi adalah uang tunai atau kas yang digunakan untuk pembelian aset tidak lancar atau aset jangka panjang yang akan memberi nilai tambah maupun laba di masa depan.

Aktivitas investasi merupakan aspek penting dari pertumbuhan dan permodalan. Sebab menunjukkan bagaimana perusahaan mengalokasikan kas atau uang untuk jangka panjang.

Misalnya perusahaan investasi pada aset tetap, membeli properti, pabrik, dan peralatan untuk mengembangkan bisnis. Memang pembelian aset tersebut akan membuat arus kas jadi negatif. Tetapi ini dapat membantu perusahaan menghasilkan arus kas dalam jangka panjang.

Pembelian investasi surat berharga jangka pendek pun akan membantu perusahaan meningkatkan laba. Ketika investor dan analis ingin mengetahui berapa banyak pengeluaran perusahaan untuk properti, pabrik, dan peralatan misalnya, mereka dapat mencari sumber dan penggunaan dana di bagian investasi pada laporan arus kas.

Belanja modal atau istilahnya capital expenditure (capex) juga dapat dijumpai di bagian tersebut. Bila terjadi peningkatan belanja modal, artinya perusahaan melakukan investasi untuk operasional di masa depan.

Yang perlu diingat, belanja modal adalah pengurangan arus kas. Umumnya, perusahaan dengan jumlah belanja modal signifikan berarti perusahaan sedang dalam tahap bertumbuh.

Contoh arus kas dari aktivitas investasi yang dapat menyebabkan arus kas negatif atau positif:

  • Pembelian aset tetap (arus kas negatif)
  • Pembelian investasi, seperti saham (arus kas negatif)
  • Meminjamkan uang (arus kas negatif)
  • Penjualan aset tetap (arus kas positif)
  • Penjualan aset investasi (arus kas positif)
  • Penagihan pinjaman dan hasil asuransi (arus kas positif).

Jika sebuah perusahaan memiliki perbedaan nilai aset tidak lancar dari periode ke periode di laporan neraca, bisa jadi karena ada aktivitas investasi pada laporan arus kas.

Baca Juga: Canangkan Laporan Arus Kas untuk Mengontrol Kondisi Keuangan Bisnis Anda

Cara Menghitung Arus Kas Investasi

Cara Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Cara Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Contoh cara menghitung arus kas investasi:

Arus kas bersih tahunan perusahaan A di tahun 2021

  • Pengeluaran belanja modal USD 30 miliar
  • Sebagian besar belanja modal dibelikan aset tetap
  • Membeli investasi USD 5 miliar
  • Menggelontorkan USD 1 miliar untuk akuisisi
  • Penjualan investasi USD 3 miliar.

= USD 3 miliar – (USD 30 miliar + USD 5 miliar + USD 1 miliar)

= - USD 33 miliar.

Jadi, perusahaan A mencatatkan arus kas negatif sebesar USD 33 miliar pada tahun 2021.

Pelajari Cara Membaca Arus Kas Investasi

Membaca laporan arus kas investasi sebuah perusahaan sangat penting bagi calon investor. Misalnya kamu mengincar saham perusahaan tersebut, pelajari laporan keuangan termasuk arus kasnya terlebih dahulu sebagai bagian analisis fundamental.

Laporan arus kas berguna mengukur seberapa efektinya perusahaan mengelola kasnya dari aktivitas operasi, pendanaan, maupun aktivitas investasi. Bagaimana utang dan ekuitas dikelola.

Jadi, sebelum menanamkan modal di perusahaan tersebut, sebaiknya analisis dulu laporan arus kasnya, termasuk dari aktivitas investasi ini. Apakah investasi untuk jangka panjang atau jangka pendek saja.

Baca Juga: Pahami Neraca Lajur agar Mampu Membuat Laporan Keuangan yang Sistematis

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement