Kamis 09 Jun 2022 17:11 WIB

Kemendikbudristek Dukung Budaya Musik Tradisi di Kawasan Toba

Musik tradisi sebagai identitas harus selalu dikembangkan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Rumah Karya Indonesia kembali menggelar Road Show Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2.0 di Karo, Sumatra Utara. LTTMF merupakan bagian dari program Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) sebagai upaya pemajuan kebudayaan.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pernah menghadiri FMTI Toba. Ia menyampaikan LTTMF 2.0 sebagai bagian dari FMTI guna menghidupkan kecintaan masyarakat luas terhadap jati diri bangsa. 

Baca Juga

"Musik tradisi sebagai identitas harus selalu kita kembangkan dengan baik agar generasi penerus tidak lupa dengan akar budayanya," kata Nadiem dalam keterangan pers pada Kamis (9/6/2022).

Koordinator Kerja Festival Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Retno Raswaty mengatakan LTTMF 2.0 bertujuan memperkuat ekosistem kebudayaan sebagai upaya pemajuan kebudayaan di kawasan Danau Toba melalui festival musik tradisi. Ia berharap festival ini dapat dilaksanakan rutin setiap tahun sebagai wujud nyata komunitas pelaku seni dan usaha kecil kembali berkarya setelah pandemi Covid-19. 

"Karena kegiatan seperti inilah generasi muda di Kabupaten Karo ini dapat mengembangkan kreativitas dan mendukung terciptanya ekosistem budaya yang berkelanjutan di kawasan Danau Toba," ujar Retno.

Retno mengungkapkan LTTMF merupakan bukti awal pembangunan ekosistem musik tradisi yang dilaksanakan selama tiga tahun. Tahun pertama dilakukan dengan dukungan menyeluruh Kemdikbudristek bekerja sama dengan Rumah Karya Indonesia. Kemudian pada tahun kedua, Kemendikbudristek mendorong komunitas agar dapat bekerja dengan pemangku kepentingan lainnya dalam ekosistem. 

"Nantinya tahun ketiga, yaitu 2023, diharapkan komunitas budaya bersama para pemangku kepentingan dapat menyelenggarakan LTTMF secara baik dan mandiri," ucap Retno.

Sementara itu, Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang menyatakan pemerintahnya mendukung kegiatan LTTMF 2.0 karena membawa dampak positif meningkatkan kunjungan ke wilayahnya. Apalagi lebih dari dua tahun ajang budaya tidak bisa dilaksanakan akibat pandemi Covid-19.

"Ini menandakan munculnya komitmen kuat merawat serta melestarikan tradisi daerahnya di masa depan," sebut Cory. 

Roadshow LTTMF 2.0 menampilkan pentas musik bertema Sound of Bumi Turang karya Brevin Tarigan. Sound of Bumi Turang dibawakan dengan ciri khas musik Karo lalu diikuti oleh tiga puak lainnya, Simalungun, Pakpak, maupun Toba. Sound of Bumi Turang dikerjakan melibatkan 40 orang anak dan seniman tradisi lokal serta 15 musisi orkestra.

Serial Roadshow LTTMF 2.0 bakal berlangsung di tiga desa kawasan Danau Toba. Adapun puncak acara bakal berlangsung pada 5-7 Agustus mendatang dengan tema Suara Danau, Memaknai, Merawat, dan Menghidupkan Musik Tradisi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement