Kamis 09 Jun 2022 15:38 WIB

Angka Stunting Masih Tinggi, Pemkot Bandung Optimalkan Fungsi Posyandu

Terdata sebanyak 7.568 balita yang terjangkit stunting di 2021.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas mengukur tinggi badan balita saat pelaksanan Pos Pelayanan Terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan untuk menghindari kasus gizi buruk atau stunting pada anak (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Petugas mengukur tinggi badan balita saat pelaksanan Pos Pelayanan Terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan untuk menghindari kasus gizi buruk atau stunting pada anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kesehatan tengah mengupayakan program untuk menekan angka stunting yang saat ini masih cukup tinggi. Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Kota Bandung, terdata sebanyak 7.568 balita yang terjangkit stunting di tahun 2021. 

Jumlah tersebut jauh lebih sedikit, 1,34 persen, dibanding tahun sebelumnya. Pada 2020, penyakit gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis itu mengalami peningkatan hingga 2,40 persen dibandingkan tahun 2019, dengan 9.567 kasus. 

Baca Juga

“Meski ada penurunan angka stunting, tapi masih jauh dari yang ditargetkan, apalagi saat pandemi banyak posyandu yang tutup, jadi kita harus jemput bola,” ujar Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Kamis (9/6/2022). 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, menurunnya angka stunting hanya dapat terwujud melalui kerja sama dan intervensi dari berbagai pihak, baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan. Posyandu, kata dia, merupakan ujung tombak dari upaya penurunan stunting. 

“Pemkot Bandung tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Butuh bantuan dari berbagai pihak. Tadi alhamdulillah, ada komitmen dari Indomaret dan Frisian Flag untuk renovasi dan mengembangkan puskesmas dan posyandu di 30 kecamatan se-Kota Bandung," ungkapnya.

Menurutnya, kerja sama ini menjadi momentum langkah awal untuk memperbaiki kasus stunting di Kota Bandung. Ia berharap, kegiatan ini bisa mendorong pengusaha lain untuk membantu menekan angka stunting di Kota Bandung melalui posyandu. Melalui kerja sama ini, diharapkan posyandu di Kota Bandung bisa semakin maju dan punya nilai strategis untuk meningkatkan kualitas pembangunan di Kota Bandung, kata dia. 

"Pembangunan kesehatan di Kota Bandung selalu kami tingkatkan, salah satunya dengan posyandu. Sebagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat juga," ujarnya.

Beberapa bantuan yang diberikan melalui kerja sama ini, antara lain bantuan sembako, masker, produk-produk bernutrisi bagi balita, dan alat kesehatan untuk posyandu. Manager Regional Jabar Frisian Flag, Puji Asmara menuturkan, kegiatan ini sebagai bentuk dukungan dalam rangka menurunkan kondisi stunting di Kota Bandung. 

"Tahun 2019 ke 2020 memang ada kenaikan. Tapi, 2021 sudah terjadi penurunan. Kita tetap akan terus mendukung Pemkot Bandung dalam menekan stunting," ucap Puji. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement