Rabu 08 Jun 2022 22:41 WIB

Menlu Lizz: Inggris akan Dukung Ukraina Sampai Rusia Mundur

Invasi Putin dinilai telah membawa kematian dan kehancuran.

Seorang anggota milisi sipil memegang senapan selama pelatihan di lapangan tembak di pinggiran Kyiv, Ukraina, Selasa, 7 Juni 2022.
Foto: AP/Natacha Pisarenko
Seorang anggota milisi sipil memegang senapan selama pelatihan di lapangan tembak di pinggiran Kyiv, Ukraina, Selasa, 7 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menegaskan dukungan untuk rakyat Ukraina saat memperingati 100 hari invasi Rusia ke negara tersebut. Inggris akan tetap teguh mendukung Ukraina dan memastikan bahwa negara itu memenangkan pertempuran untuk penentuan nasib sendiri dan memastikan pasukan Rusia mundur.

"Hari ini menandai 100 hari yang kelam sejak Putin melancarkan perang yang tidak sah dan ilegal melawan Ukraina," kata Menlu Liz Truss melalui rilis pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menlu Liz Truss mengatakan, invasi Putin telah membawa kematian dan kehancuran dalam skala yang tidak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Perang ini memiliki konsekuensi besar bagi perdamaian, kemakmuran, dan ketahanan pangan global. "Itu penting bagi kita semua," katanya.

Oleh karena itu, saat memperingati 100 hari invasi Rusia ke Ukraina, Truss menyampaikan penghormatan kepada ribuan warga sipil tak berdosa yang terbunuh sejak invasi, dan menegaskan kembali dukungan Inggris untuk pertahanan Ukraina.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan bahwa invasi Rusia telah melanggar prinsip dasar hukum internasional."Invasi Putin yang agresif dan tidak beralasan melanggar prinsip dasar hukum internasional - bahwa negara memiliki kedaulatan teritorial dan hak untuk menentukan kebijakan luar negeri mereka sendiri," kata Owen Jenkins, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai orang yang bertanggung jawab atas invasi Rusia ke Ukraina.

Setiap negara, kata dia, saat ini menderita akibat dampak dari invasi Rusia karena invasi tersebut menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi, serta mengancam pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi dampak tersebut, Inggris, kata dia, telah menjadi salah satu donor utama yang menawarkan dukungan kepada negara-negara yang paling parah terkena dampak kenaikan harga pangan dan komoditas.

Inggris, katanya, telah mengumumkan bantuan sebesar 3 miliar poundsterling selama tiga tahun ke depan untuk mencegah kelaparan dan mengurangi penderitaan. Inggris juga akan terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang rentan di negara-negara seperti Yaman, Afghanistan, Ethiopia dan Suriah, yang semuanya akan terkena dampak kenaikan harga pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement