Rabu 08 Jun 2022 15:46 WIB

Gempa M 5,8 Guncang Kabupaten Mamuju

Pusat gempabumi tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer.

Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa berkekuatan M 5,8 mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada Rabu (8/6/2022) siang pukul 12.32 WIB. Pusat gempabumi tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer tepatnya 43 km sebelah barat daya Kabupaten Mamuju. 

"Gempa dirasakan sedang selama kurang lebih lima detik. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju, warga sempat merasa panik hingga akhirnya keluar rumah maupun gedung," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dia melanjutkan, gempa tidak berpotensi tsunami. Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, gempa juga dirasakan sedang di Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar. Kepanikan juga sempat dialami warga di dua kabupaten tersebut, namun kondisi berangsur kondusif. 

Lebih lanjut pihaknya mencatat guncangan gempa mengakibatkan atap Gedung Serba Guna PKK Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat roboh. Laporan visual yang diterima BNPB terlihat beberapa kursi berserakan akibat tertimpa atap.

 

"Hingga siaran pers ini dikeluarkan, pihak BPBD setempat masih melakukan kaji cepat dan pendataan kerusakan pasca gempa tersebut," ujarnya.

Berdasarkan kajian inaRISK, dia menyebutkan  Sulawesi Barat termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak enam kabupaten memiliki potensi bahaya tersebut dengan total luas bahaya 157,522 hektar. Sementara di Kabupaten Mamuju memiliki potensi bahaya gempa sedang hingga tinggi dengan lima kecamatan masuk di dalamnya.

BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga apabila terjadi gempa susulan.  "Hindari berada dalam bangunan untuk sementara waktu," katanya.

Akibat gempa, dia menambahkan, sebagian besar korban timbul akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Masyarakat dapat melakukan asesmen mandiri dengan memanfaatkan fitur Asesmen Cepat Bangunan Sederhana (ACeBS) pada Inarisk Personal untuk mengetahui kerentanan rumah tinggal sederhana terhadap ancaman gempa bumi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement