Sabtu 04 Jun 2022 17:45 WIB

FKPPI Sosialisasi Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Program beasiswa LPDP selama ini, kurang dimanfaatkan oleh anggota FKPPI. 

Sosialisasi program beasiswa LPDP keluarga besar fkppi secara virtual.
Foto: Istimewa
Sosialisasi program beasiswa LPDP keluarga besar fkppi secara virtual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) menggelar kegiatan sosialisasi Program Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) secara virtual. Sosialisasi yang diikuti perwakilan FKPPI dari berbagai daerah di Indonesia tersebut menghadirkan narasumber Dewan Pakar FKPPI yang juga Komite Reviewer LPDP Prof Dr Ir Indroyono Soesilo MSc.

Kegiatan sosialisasi yang dimoderatori Ketua Bidang Pendidikan dan Sosial Budaya FKPPI Dr Susetya Herawati tersebut dibuka resmi oleh Ketua Umum Keluarga Besar FKPPI Pontjo Sutowo. Dalam sambutannya, Pontjo mengatakan, program beasiswa LPDP yang telah disiapkan oleh pemerintah, selama ini, kurang dimanfaatkan oleh anggota FKPPI. 

“Padahal, program ini, sangat penting untuk kita dan FKPPI yang tersebar di seluruh Indonesia, profilnya sangat cocok dengan program ini. Amat disayangkan kalau anggota FKPPI tidak memanfaatkannya,” kata Pontjo dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (4/6/2022).

Karena itu, KB FKPPI menggelar sosialisasi program beasiswa LPDP, dengan harapan anggota FKPPI baik mereka yang berprofesi sebagai PNS, TNI maupun Polri bisa memanfaatkan peluang beasiswa ini. Sebab bagaimana pun, biaya Pendidikan selama ini banyak menjadi kendala bagi seseorang untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Padahal Pendidikan adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas SDM.

Diakui Pontjo, banyak orang melihat pendidikan sebagai sebuah upaya mencerdaskan bangsa saja dan lupa membangun rasa cinta tanah air. Padahal, pendidikan yang hanya fokus pada pembangunan kecerdasan saja, hanya akan menghasilkan warga negara yang kurang peduli dengan bangsa dan negara.

“Jadi kecerdasan dan cinta tanah air adalah dua hal yang semestinya ada dalam proses Pendidikan,” tambahnya.

Menurut Pontjo, ada banyak negara yang mengalami kegoncangan bahkan surut akibat gagal membangun semangat bela negara. “Pendidikan kalau hanya membangun kecerdasan, maka hasilnya adalah orang-orang cerdas tetapi kurang peduli dengan nasib bangsa dan negaranya sendiri,” kata Pontjo.

Tidak hanya itu, pendidikan, lanjut Pontjo, juga menjadi sarana yang tepat untuk meng-upgrade semangat bela negara. Karena dengan pengaruh teknologi dan globalisasi, tanpa meng-upgrade semangat bela negara maka kita akan tertinggal.

Karena itu, dia mengingatkan, bahwa pendidikan harus dibangun dengan tiga ranah mental kultural yakni membangun kecerdasan, membangun kepribadian dan membangun semangat cinta tanah air. “Itu artinya bangsa sejatinya Pendidikan bukanlah persoalan yang bisa berdiri sendiri,” lanjut Pontjo.

Menurut Pontjo, membangun semangat kebangsaan adalah hal yang paling penting dan paling krusial. Di sisi lain, pembangunan mental kultural harus menjadi bagian dari masyarakat. Bahwa tidak mungkin bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar, tanpa memiliki kepribadian yang kokoh yang ditunjang oleh budaya yang luhur.

“Kita lihat di negara maju, justeru factor kultural menjadi faktor utama melebihi modal dan sumber daya alam,” tambah Pontjo.

Karena itu, Pontjo mengimbau, anggota FKPPI terus berupaya mencari kesempatan apapun yang dapat digunakan untuk meng-upgrade kemampuan terutama yang menyangkut ranah mental kultural meliputi membangun kecerdasan, membangun kepribadian dan membangun semangat cinta tanah air.

Sementara Prof Indroyono Soesilo dalam paparan materinya mengatakan, program beasiswa LPDP menjadi salah satu cara yng bisa dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk anggota FKPPI untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi tanpa terkendala masalah biaya. Dana ini mulai dialokasikan oleh pemerintah sejak tahun 2010 yang bersumber dari sisa anggaran Pendidikan yang tidak termanfaatkan.

“Sejak 2010 hingga kini nilai dana LPDP mencapai total Rp 99 triliun dan tahun ini akan ada penambahan sekitar Rp 20 triliun. Artinya, ada Rp120 triliun dana LPDP yang bisa dimanfaatkan untuk program beasiswa,” jelas Indoryono.

Hingga April 2022, LPDP telah memberikan beasiswa kepada 29.872 orang mulai dari program sarjana, magister hingga doctoral baik perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Indroyono menjelaskan, untuk mengakses beasiswa LPDP ini pemerintah menyediakan beberapa jalur. Pertama jalur afirmasi, dimana jalur ini disediakan bagi putra-putri Papua, daerah afirmasi, prasejahtera, dan penyandang disabilitas.

Kedua, beasiswa targeted yang terdiri atas beasiswa kewirausahaan dan beasiswa PNS, TNI maupun Polri. Ketiga beasiswa Kerjasama K/L yang terdiri atas beasiswa doctor praktisi, dokter spesialis, PKU/P dan Universitas Islam Internasional Indonesia.

Keempat adalah beasiswa umum yang terdiri atas beasiswa regular dan perguruan tinggi utama dunia (PTUD). Dan kelima adalah beasiswa kerja sama atau co-funding/co-sharing.

Menurut Indroyono, banyaknya jalur beasiswa LPDP yang disediakan pemerintah tersebut menjadi peluang bagi anggota FKPPI untuk memanfaatkannya. “Silakan mengajukan, sekali gagal, maju lagi. Jangan putus asa,” jelasnya.

Untuk pendaftaran beasiswa LPDP tahap 1 tahun 2022 diakui Prof Indroyono sudah tutup. Tetapi, pemerintah akan segera membuka untuk tahap kedua pada 4 Juli 2022. Proses seleksi akan dilakukan mulai dari tahapan administrasi hingga wawancara untuk mendapatkan calon-calon penerima beasiswa LPDP tahap kedua. “Nah untuk tahap dua, masih ada waktu. Silakan persiapkan diri sesuai persyaratan yang diberlakukan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement