Selasa 31 May 2022 07:53 WIB

Taman Safari Indonesia Sosialisasikan Penyelamatan Elang Jawa

Program edukasi dan sosialisasi ini diikuti secara langsung oleh anak sekolah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ilham Tirta
Seekor burung elang jawa (nisaetus bartelsi).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seekor burung elang jawa (nisaetus bartelsi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Indonesia (TSI) selama lebih dari 30 tahun telah menjadi leading dalam kegiatan konservasi di Indonesia maupun internasional, baik kegiatan konservasi eksitu maupun insitu. Teranyar, TSI baru saja melakukan Sosialisasi Pendidikan Konservasi Elang Jawa di Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Cimungkad, Kabupaten Sukabumi.

Program edukasi dan sosialisasi ini diikuti langsung oleh anak sekolah. Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang mengatakan, anak sekolah diharapkan bisa mengenal satwa endemik Indonesia dan bisa ikut serta menjaga agar populasinya terlindungi dan dapat terus dilestarikan.

Baca Juga

Lebih lanjut, ia menyebutkan, selain menjalankan fungsi sebagai lembaga konservasi, kegiatan ini juga memiliki tujuan utama, yaitu konservasi berkelanjutan (Sustainable Conservation in Action). Sejak 2018 Lembaga Konservasi TSI bekerja sama dengan PT Smelting dan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melaksanakan program pengembangbiakan eksitu Elang Jawa.

“Saat ini, Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia memiliki spesies pengelolaan elang jawa yang terdiri dari 14 ekor yang berasal dari 3 pasang indukan dan sukses anakan hasil pengembangbiakan 8 ekor. Dari anakan hasil breeding ini, sebagian sudah kami persiapkan sebagai kandidat untuk program pelepasliaran sebagai upaya mendukung pelestarian berkelanjutan spesies tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (31/5/2022).

Lebih lanjut, Jansen menjelaskan, pada era pemerintahan orde baru, TSI juga ikut dalam 11 institusi yang diminta Presiden Soeharto memberikan kajian dan pandangan terkait pemilihan burung elang yang bisa mewakilkan sebagai Burung Garuda.

“Waktu itu disampaikan dua spesies elang, yaitu elang jawa dan elang sulawesi dan yang dipilih oleh Presiden adalah elang jawa yang kita sosialisaikan di kesempatan yang baik ini, yaitu burung garuda, elang jawa kebanggaan kita bersama,” katanya.

 

Sejauh ini, Jansen menjelaskan, TSI telah berhasil dalam berbagai kegiatan konservasi spesies seperti gajah sumatra, badak sumatra, harimau sumatra, jalak bali, jalak putih, banteng jawa, anoa, lumba-lumba dan spesies lainnya termasuk burung yang menjadi lambang negara yaitu elang jawa.

“Melalui sosialisasi pendidikan konservasi Elang Jawa ini kiranya dapat menjadi media pendidikan, pemahaman untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian semua pihak akan pentingnya melestarikan satwa langka ini agar dapat diwariskan kepada para generasi mendatang dan berkelanjutan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement