Senin 30 May 2022 17:19 WIB

Crimson Education Siap Bimbing Calon Mahasiswa Pendaftar di Ivy League

Jumlah aplikasi untuk masuk Ivy League, Oxford, dan Cambridge meningkat drastis.

Universitas Harvard di Amerika Serikat yang masuk daftar Ivy League.
Universitas Harvard di Amerika Serikat yang masuk daftar Ivy League.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampus Ivy League di Amerika Serikat (AS), seperti Stanford, (Massachusetts Institute of Technology) MIT, UC Berkeley, termasuk kampus top di Inggris, dikenal sulit ditembus mahasiswa. Melandainya pandemi Covid-19 di seluruh dunia membuat masuk ke kampus bergengsi tersebut menjadi lebih sulit, karena melonjaknya jumlah pendaftar.

Alhasil, angka rata-rata penerimaan pun menjadi lebih rendah. Bagi mereka yang ingin tembus ke kampus top, kini hadir konsultan pendidikan berpengalaman, seperti Crimson Education, yang siap mendampingi calon mahasiswa untuk memaksimalkan peluang diterima perguruan tinggi bergengsi di AS dan Inggris.

Country Manager Crimson Education Indonesia, Vanya Sunanto menginformasikan, jumlah aplikasi untuk masuk Ivy League, Oxford, Cambridge, dan universitas terkemuka dunia lainnya meningkat drastis. Salah satu contohnya calon mahasiswa yang mendaftar di Universitas Harvard naik 43 persen atau bertambah 17 ribu pendaftar dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 40 ribu pendaftar. Kondisi itu membuat tingkat penerimaan pun menurun.

"Meroketnya jumlah pendaftar sangat memengaruhi kesempatan calon mahasiswa untuk diterima di universitas-universitas terbaik itu, sehingga persaingan menjadi jauh lebih ketat dan menampilkan profil yang menonjol di formulir pendaftaran menjadi lebih penting dari sebelumnya," tutur Vanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/5/2022).

Saat mengumumkan angka rata-rata penerimaan di Ivy Day padaakhir Maret lalu, delapan kampus yang terdiri Brown, Columbia, Cornell, Dartmouth, Harvard, Princeton, University of Pennsylvania, dan Yal, melaporkan tingkat penerimaan terendah dalam sejarah. Tingkat penerimaan Harvard mengalami penurunan dari 4,9 persen pada 2020, turun menjadi 3,4 persen pada 2021. Kini, semakin menurun menjadi 3,19 persen pada 2022.

Menurut Vanya, angka itu merupakan rekor terendah sejak 386 tahun lalu. Yale dan Brown juga melaporkan rekor tingkat penerimaan rendah di angka 4,6 persen dan 5,4 persen, sementara Universitas Columbia tingkat penerimaan 3,7 persen atau tetap dibandingkan tahun lalu. Hanya Dartmouth yang naik tipis daripada 2021 di kisaran 6,24 persen. Tiga sekolah Ivy League memilih untuk tidak mengumumkan tingkat penerimaan tahun ini.

"Untuk mengantisipasi tingginya tekanan dan ketatnya persaingan dalam proses seleksi, calon mahasiswa perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, jauh sebelum waktu pendaftaran dibuka untuk memanfaatkan peluang yang semakin kecil ini," kata Vanya.

Crimson Education, kata dia, adalah perusahaan pendukung penerimaan di dunia yang memandu siswa melalui setiap aspek strategi aplikasi AS dan atau Inggris bagi calon mahasiswa. Dengan begitu, peluang bisa diterima di kampus top semakin terbuka.

Crimson Education siap membimbing, termasuk mengidentifikasi universitas yang paling sesuai. Pihaknya juga siap memberi dukungan pembuatan esai pribadi yang menarik, bimbingan mengikuti SAT/ACT, bimbingan tes standar lainnya, serta bimbingan pemilihan pengayaan akademik yang tepat. "Sehingga profil calon mahasiswa lebih menarik dan siap wawancara," ucap Vanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement