Senin 30 May 2022 11:44 WIB

Prodi Informatika UNM Bekali Mahasiswa Cara Memulai Bisnis Lewat Webinar

Prodi Informatika UNM menggelar webinar bertema Business Model Canvas

Prodi Informatika UNM menggelar webinar bertema Business Model Canvas.
Foto: UNM
Prodi Informatika UNM menggelar webinar bertema Business Model Canvas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi Informatika Universitas Nusa Mandiri (UNM) berkolaborasi dengan Nusa Mandiri Startup Center (NSC) menggelar webinar dan workshop startup dengan mengusung tema “Business Model Canvas”. Kegiatan webinar berlangsung secara online melalui Zoom pada Rabu (25/5/2022).

Webinar diikuti oleh seluruh mahasiswa semester VI Prodi Informatika UNM dengan menghadirkan pembicara Elga Yulwardian selaku CEO Ivosights dan Siti Nurlela selaku moderator. Ketua Prodi Informatika UNM Arfhan Prasetyo dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ilmu pada mahasiswa dalam bidang kewirausahaan.

Baca Juga

“Secara umum, kegiatan webinar ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi peserta terkait bagaimana cara memulai usaha dengan menggunakan strategi-strategi yang tepat dalam menjalankan usaha,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Rabu (25/5/2022). 

Selain itu, katanya, business model canvas ini masuk dalam mata kuliah penunjang dan ada dalam salah satu outline skripsi. Jadi mahasiswa bisa memanfaatkan dengan baik kesempatan ini untuk belajar dan mengambil ilmu-ilmu dari ahlinya secara langsung.

“Semoga peserta webinar mampu menciptakan inovasi dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di sekitarnya untuk membangun suatu usaha dan ke depannya diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan membantu perekonomian masyarakat,” kata Arfhan.

Elga Yulwardian dalam materinya menyampaikan bisnis model canvas intinya berfokus pada model bisnis konseptual bukan model keuangan bisnis. “Business model canvas ini penting bagi entrepreneur muda karena tidak hanya membuat rancangan bisnis, tapi juga memperjelas fokusnya mau ke mana bisnis yang dijalankan selanjutnya,” terangnya.

Ia menyebut banyak perusahaan startup di Indonesia bermunculan. Akan tetapi 98% startup tersebut gagal di tahun kedua dan hanya 2% yang mampu bertahan dan berkembang. Sebanyak 35% dari yang gagal disebabkan karena tidak bisa mendefinisikan bisnis modelnya seperti apa.

“Tiga alasan terbesar gagalnya startup adalah 35% tidak adanya model atau model bisnis yang salah. Sebesar 28% kurangnya pengembangan bisnis dan 21% kehabisan modal atau uang,” terangnya.

Elga juga memberikan penjelasan tentang pengenalan pitchdeck mulai dari jenis peluang pitching, tipe investor, struktur pitchdeck, dan contoh studi kasus pembuatan pitchdeck. “Tips membangun bisnis yakni “Create the most comfortable flow” dan “Create a story and put your soul”,” jelas Elga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement