Kamis 26 May 2022 02:35 WIB

Di Qatar, Din Syamsuddin Sampaikan Pesan Lawan Islamofobia

Terkait Islamofobia, Din Syamsuddin ajak warga bangsa lawan buzzer penebar kebencian.

Cendekiawan Muslim yang juga tokoh Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin
Foto: dok. Istimewa
Cendekiawan Muslim yang juga tokoh Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ujaran kebencian merupakan salah satu masalah global pada masa kini dalam konteks hubungan antarumat beragama maupun warga bangsa-bangsa. Hal itu disampaikan ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin dalam acara Doha International Interfaith Conference, kemarin waktu setempat.

Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu diundang ke Doha, Qatar, untuk menyampaikan pandangan-pandangannya terkait situasi umat agama-agama dalam skala global. Menurut Din, ujaran kebencian bertentangan dengan ajaran agama mana pun. Islam mengajarkan manusia untuk berkata baik atau, kalau tidak mampu demikian, diam.

Baca Juga

Salah satu wujud konkret ujaran kebencian, lanjut dia, adalah Islamofobia. "Ujaran kebencian yang memenuhi jagad manusia, baik bentuk fobia terhadap sesuatu agama seperti Islamofobia ataupun labelisasi terhadap sesuatu kelompok, adalah sumber malapetaka peradaban," ujar Din Syamsyuddin dalam konferensi yang diikuti 500 tokoh agama, akademisi, dan pemerintahan di Doha, Qatar, seperti dikutip dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (26/5/2022).

Guru besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan, para pelaku Islamofobia dapat digolongkan sebagai perusak harmoni. Fobia tersebut pada dasarnya lahir dari rasa ketakutan atau inferioritas terhadap kelompok yang dianggap berbeda. "Maka, sejatinya ujaran kebencian, apa pun bentuknya, adalah sikap irasional yang hanya dilakukan oleh pengecut yang tidak bertanggung jawab," ucap ketua Majelis Permusyawaratan Partai Pelita ini.

Karena itu, menurut Din, sudah waktunya warga dunia yang cinta kebenaran dan kedamaian untuk bangkit melawan kelompok pengecut ini. Termasuk di dalam kelompok itu adalah para pendengung (buzzer), baik yang bekerja karena kebodohan maupun menjadikan persebaran kebencian sebagai mata pencaharian.

"Terhadap mereka, cukup disambut dengan tertawa sambil didoakan untuk mendapatkan hidayah Ilahi. Terhadap yang keterlaluan, memang pantas diadukan ke proses hukum," katanya.

photo
Din Syamsuddin (kiri) bersama Grand Mufti of Russia Shaikh Talgat Tadzhuddin. - (Istimewa)

Sebelumnya, Din Syamsuddin memenuhi undangan konferensi antarumat agama-agama di Kazan, Rusia. Adapun acara di Doha ini digelar secara rutin tahunan sejak 2010.

Dalam pertemuan ke-12 pada tahun ini, Doha International Interfaith Conference membahas tema utama, yakni "Religion and Hate Speech: Scripture and Practices" (Agama dan Ujaran Kebencian: Kitab Suci dan Praktek).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement