Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Su'ud

Amal Sholeh, Bukti Keimanan

Agama | Monday, 23 May 2022, 23:17 WIB

Ini bagian keempat, sebagai kelanjutkan kajian singkat Qur'an Surat Al-Ashr, sebelumnya.

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Artinya: "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran"

Buah dari Iman adalah Amal. Amal harus didasari keimanan, agar tidak sia-sia. Iman bukan hanya di lisan, tapi dibuktikan dengan karya nyata. Beriman berarti sadar akan konsekwensinya.

Dalam beberapa literatur sejarah, disebutkan, Kyai Haji Ahmad Dahlan (KHAD) pendiri Muhammadiyah, mengajarkan surat Al-Maun kepada para santrinya sampai 3 bulan. Lalu ada santrinya yang bertanya, "Kyai, kami sudah hapal surat Al-Maun, bahkan sudah hapal artinya, kenapa kok diajarkan terus," tanya salah satu santri Kyai Dahlan dengan nada sedikit protes. "Apakah kamu sudah mengamalkan?", Kyai balik bertanya. "Lho, diamalkan bagaimana, pak Kyai?, tanya santri keheranan.

"Al-Qur'an, tidak hanya dihapalkan saja, tapi harus dibuktikan dan diamalkan," tandas Kyai. "Bagaimana caranya, kyai?, tanya santri keheranan. "Silahkan pulang, lalu cari anak yatim, janda, fakir miskin, berilah sedekah pada mereka semampu kalian, bila perlu, rawatlah di rumahmu dan berilah makan sebagaimana yang kamu makan," urai Kyai dahlan.

Sejak itulah para santri paham, bahwa beragama bukan hanya dogma, tapi berdimensi sosialhablum minannaas—. Dari spirit Al-Maun, di awal berdiirnya Muhammadiyah lalu muncul panti yatim piatu, jompo dan seterusnya. Yang di kemudian hari terkenal dengan Teologi Al-Maun.

Sumber gambar: https://twitter.com/muhammadiyah/status/1187625245001146368

Iman dan amal sholeh itu satu paket. Tidak bisa dipisahkan. Jangan sampai kita hanya OMDO alias omong doang (banyak omong—ind) tanpa pembuktian.

Perhatikan, ayat dan hadist ini sebagai bukti dari penjelasan di atas.

1) “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).

2) “Celaka orang yang banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan perbuatannya.” (HR. Ad-Dailami).

3) “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah [2]: 82).

4) “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Muslim).

5) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS Yunus: 9)

6) "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..." (QS. Al-Baqarah [2] : ayat 25)

7) "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman" (QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 57)

Dan masih banyak ratusan ayat Al-Qur'an yang menerangkan bahwa Iman pasti diiringi dengan amal sholeh.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang gemar beramal sholeh yang dilandasi keimanan kepada Allah Subhaanahuu wata'ala.

Aamiin.

Nasrun Minallah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image