Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Kupu Kupu di Tengah Kota

Sastra | Monday, 23 May 2022, 14:01 WIB
Dok. Pixabay

Terik kota membakar sayapnya. Matahari telah lama ia petik dan menetap di kepalanya.

Kemarau begitu panjang menurutnya, dan kadang, kehidupan kota hanya menuntut satu pilihan: bertahan hidup, begitulah ajaran dasar darwinisme.

Dia tidak berfikir bahwa hidup telah mengalahkannya. Mimpinya masih subur untuk beterbangan di antara bunga dan daun daun.

Ooh. Pikirnya kota ini akan segera sepi. Dan aku perlu menabung untuk satu keperluan, untuk kehidupan yang lebih baik dan sempurna.

Tiba tiba dia terhempas. Jembatan kota pas di atas kepala. Mungkin malam nanti dia akan mengadu pada bulan. Sayapnya telah patah, sebelah. Ia takut pada sepi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image