Ahad 22 May 2022 23:30 WIB

Penjabat Bupati Kulon Progo akan Terapkan Delapan Etika

Kulon Progo memiliki masalah terutama kemiskinan.

Penjabat Bupati Kulon Progo akan Terapkan Delapan Etika (ilustrasi).
Foto: Mufti Nurhadi/Republika
Penjabat Bupati Kulon Progo akan Terapkan Delapan Etika (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana akan menerapkan "asta brata" atau delapan etika untuk tata kelola pemerintahan bagi pemimpin di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama dirinya menjabat, salah satunya berlaku seperti air atau laku ambeging tirto.

Tri Saktiyana memastikan akan menindak siapa pun yang terlibat korupsi. Mengingat, ia pernah lolos sebagai kandidat pengisi jabatan pimpinan KPK saat masih menjabat sebagai Kepala Bappeda Bantul, 2014 lalu.

Baca Juga

"Air mengalir dari atas turun ke bawah, seperti rezeki, jangan sampai ada bawahan yang setor ke atasan. Kulon Progo akan bebas korupsi, kalau ada yang korupsi ditindak saja," kata Tri Saktiyana, Ahad (22/5/2022).

Dirinya juga siap menyesuaikan diri dengan sifat dan karakter Kulon Progo dalam mengemban tugas sebagai penjabat bupati. "Kami meminta agar selalu diingatkan saat berbuat salah serta didukung jika melakukan kebaikan," katanya.

 

Selain itu, lanjut dia, Kulon Progo memiliki masalah terutama kemiskinan. Namun potensi yang dimiliki Kulon Progo saat ini dinilainya sangat mampu mengatasi masalah tersebut, di antaranya potensi pertanian, industri, perdagangan dan Bandara Internasional Yogyakarta, serta harapan hidup di Kulon Progo yang semakin tinggi.

"Kami meyakini, tidak kurang dari lima tahun ke depan Kulon Progo akan semakin solid dan semakin baik lagi," ucapnya.

Sesuai dengan arahan Mendagri dan Gubernur DIY, Tri Saktiyana akan menyiapkan pemilu yang lebih demokratis, jujur dan adil serta berupaya mengatasi kemiskinan. Dirinya menyatakan kesiapan untuk berkonsolidasi dengan kabupaten/kota lain di DIY, pemerintah provinsi serta pemerintah pusat.

"Selain kemiskinan, kami memiliki pekerjaan utama, yakni pesta demokrasi nantinya di Kulon Progo berjalan dengan demokratis, jujur dan adil," katanya.

Sementara itu, di akhir masa jabatannya, Bupati Kulon Progo Sutedjo menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan dan kekhilafan selama menjalankan roda pemerintahan. Ia juga meminta maaf apabila dalam memimpin Kulon Progo belum memenuhi keinginan dan harapan seluruh masyarakat setempat.

"Saya yakin sebenarnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus ditunaikan dalam rangka membangun dan menyejahterakan masyarakat Kulon Progo, namun karena keterbatasan ini, kewajiban tersebut belum bisa diselesaikan dengan baik," katanya.

Sutedjo juga berterima kasih atas kerja sama semua pihak dalam mendukung kinerjanya sebagai Bupati Kulon Progo selama ini. Kemajuan Kulon Progo dinilainya tidak lepas dari kekompakan dan sinergitas dari seluruh elemen masyarakat.

"Saya juga menitipkan pesan kepada masyarakat untuk berjuang menggali dan mengembangkan potensi yang kita miliki. Teruslah berinovasi dan berkreasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup serta mengembangkan semangat bergotong royong, yang menjadi ciri khas masyarakat kita," pesannya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana yang purna tugas juga berharap Kabupaten Kulon Progo bisa melewati pandemi COVID-19. Ia bersama jawatannya telah menyiapkan baik dari sektor pariwisata maupun sektor lainnya. Ke depannya, Kulon Progo bisa melesat secara signifikan. "Dalam masa pandemi, kita mempersiapkan pariwisata. Setelah menjadi endemi nanti, otomatis pariwisata kita akan maju lagi," harap Fajar.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement