Jumat 20 May 2022 14:49 WIB

DEWG G20 Berupaya Atasi Kesenjangan Digital

Anggota G20 memiliki kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan dan literasi digital.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hary Budiarto (kiri) dan Alternate Chair DEWG Presidensi G20 Dedy Permadi (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022). Pertemuan kedua DEWG Presidensi G20 selama tiga hari yang ditutup tema pembahasan Workshop on the G20 Toolkit Measuring Digital Skills and Digital Literacy mendapat apresiasi dari para delegasi serta berjalan lancar dan aman.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha/Pool/foc.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hary Budiarto (kiri) dan Alternate Chair DEWG Presidensi G20 Dedy Permadi (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022). Pertemuan kedua DEWG Presidensi G20 selama tiga hari yang ditutup tema pembahasan Workshop on the G20 Toolkit Measuring Digital Skills and Digital Literacy mendapat apresiasi dari para delegasi serta berjalan lancar dan aman.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Delegasi Digital Economy Working Group (DEWG) G20 berupaya mengatasi kesenjangan digital dengan membahas perangkat untuk mengukur keterampilan dan literasi digital."Terlepas dari masalah kesenjangan digital, literasi digital adalah alat pemberdayaan untuk mencapai pembangunan ekonomi digital yang lebih inklusif," kata Alternate Chair DEWG G20, Dedy Permadi, saat lokakarya tentang keterampilan dan literasi digital di Yogyakarta, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (20/5/2022).

Pandemi virus corona mempercepat adopsi teknologi berbasis internet sekaligus mengungkap isu kesenjangan digital. Setiap negara memiliki tantangan dalam memenuhi infrastruktur dan layanan digital, akses dan perangkat jaringan yang terjangkau, dan keterampilan dan literasi digital.

Baca Juga

Negara-negara anggota G20 memiliki kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan dan literasi digital."Seiring dengan meningkatnya permintaan akan keterampilan dan literasi digital, peningkatan pengukuran dan melengkapi kesenjangan pengukuran yang ada dari perangkat digital sebelumnya menjadi relevan," kata Dedy.

Dari diskusi yang berlangsung selama lokakarya tersebut, ada empat hal yang menjadi perhatian anggota delegasi. Pertama, anggota G20 menghargai dan mendukung upaya Presidensi G20 Indonesia dalam mengembangkan perangkat dan mengukur keterampilan dan literasi digital.

 

Kedua, perangkat pengukuran atau toolkit diformulasikan untuk mengakomodasi konteks sosial dan ekonomi setiap anggota G20."Selanjutnya, anggota G20 dapat memodifikasi indikator berdasarkan prioritas mereka saat ini," kata Dedy.

Ketiga, dia menghargai perhatian akan aspek metodologi dan kemampuan menjangkau masyarakat marginal. Menurut Dedy, ada sejumlah kekhawatiran soal metodologi dan kemampuan perangkat pengukuran beradaptasi untuk menjangkau kelompok marginal dan penerapannya di negara berkembang.Keempat, delegasi DEWG G20 mengakui keberadaan instrumen untuk mengukur keterampilan dan literasi digital.

Presidensi G20 Indonesia mengusulkan agar perangkat yang ada dapat memperkaya indikator yang telah digunakan di beberapa negara."Kami mengakui bahwa beberapa negara telah memiliki beberapa instrumen dalam mengukur keterampilan dan literasi digital. Dalam hal ini, toolkit yang diusulkan mungkin berguna untuk meningkatkan dan memperkaya beberapa indikator dalam pengukuran atau kerangka kerja," kata Dedy.

Lokakarya tersebut banyak membahas pengukuran keterampilan dan literasi digital di negara-negara anggota G20.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement