Kamis 19 May 2022 11:39 WIB

Titik Krusial yang Perlu Diperhatikan Petugas Haji di Arab Saudi

Petugas haji harus memperhatikan pergerakan jamaah saat titik krusial.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Titik Krusial yang Perlu Diperhatikan Petugas Haji di Arab Saudi. Foto:  Seorang petugas haji menggendong jamaah haji Indonesia dari kloter 15 BTH Batam yang kelelahan saat memasuki bandara King Abdulaziz Jeddah, Ahad (1/9) dinihari. Ini merupakan kloter keberangkatan jamaah haji indonesia yang terakhir untuk gelombang pertama menuju ke Tanah Air  melalui bandara di Jeddah.
Foto: Darmawan/Republika/MCH2019
Titik Krusial yang Perlu Diperhatikan Petugas Haji di Arab Saudi. Foto: Seorang petugas haji menggendong jamaah haji Indonesia dari kloter 15 BTH Batam yang kelelahan saat memasuki bandara King Abdulaziz Jeddah, Ahad (1/9) dinihari. Ini merupakan kloter keberangkatan jamaah haji indonesia yang terakhir untuk gelombang pertama menuju ke Tanah Air  melalui bandara di Jeddah.

IHRAM.CO.ID,JAKRTA--Kementerian Agama (Kemenag RI) membagi keberangkatan jamaah menjadi dua gelombang. Gelombang pertama langsung ke Madinah dan gelombang kedua turun di Bandara King Abdul Azis Jeddah.

Kepala Seksi Pengembangan Materi Bimbingan Subdirektorat Bimbingan Jemaah Haji, Ditjen PHU, Kementerian Agama Syarif Rahman menyampaikan, beberapa titik krusial yang akan terjadi kepada jamaah dan harus diantisipasi oleh petugas jamaah haji. 

Baca Juga

"Titik kritis jamaah dibagi kedua gelombang," kata Syarif Rahman saat membuka bimbingan teknis petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi hari ketiga, Kamis (19/5/2022).

Gelombang pertama jamaah akan landing Madinah dan gelombang kedua di King Abdul Azis Jeddah. Saat tiba di aiport Madinah dan Jeddah, jamaah akan langsung masuk ketempat pemondokannya masing-masing.

"Saat tiba di airport jamaah tinggal lewat, ada fasilitas fast track," katanya.

Syarif meminta petugas haji memantau setiap pergerakan jamaah setelah turun dari pesawat. Jangan sampai ada jamaah yang tertinggal karena dia harus pergi ke toilet. 

Syarif meminta petugas menemani jamaah yang pergi ke toilet, karena biasanya setelah turun dari pesawat jamaah ke toilet setelah menahan kencing di dalam pesawat. Di sinilah jamaah mulai banyak yang tertinggal rombongan.

"Temani jamaah ke toilet, karena di pesawat nahan pipis, temani agar tidak terpisah," katanya. 

Syarif mengatakan, di Madinah jamaah akan tinggal selama 8-9 hari. Petugas harus memastikan jamaah telah melakukan shalat arbain. Biasanya seperti yang sudah-sudah, jika jamaah datangnya waktu shalat Isya, shalat Arabainya waktu Subuh, jika kedatangannya magrib, sholat arbainnya waktu shalat Isya atau Subuh.

"Kalau datangnya waktu Ashar sholatnya bisa waktu Isya namun tergantung kesepakatan," katanya.

Syarif mengatakan yang perlu diperhatikan petugas setelah jamaah tiba beberapa hari di Madinah, agar tidak mudah memberi kepada orang-orang tempatan. Karena banyak modus orang yang meminta-minta bantuan kepada jamaah haji Indonesia.

Syarif mengatakan, para pelaku itu sudah tahu jamaah haji Indonesia suka bersedekah. Kebaikan jamaah inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kriminal meski ada di tanah suci ini. 

"Modus orang meminta-minta kepada jamaah Indonesia," katanya.

Petugas haji juga kata Syarif harus mengingatkan jamaah tidak ziarah ke tempat-tempat yang tidak disunahkan. Seperti kebun kurma dan tempat-tempat lainnya yang tidak ada dalam syariat. 

"Kebun kurma bukan tempat ziarah arahkan jamaah ziarah ke Makam Rasulullah. Ziarah kita di makam Rasulullah, jabal uhud, masjid Kuba" katanya.

 

Syarif mengatakan, di tempat ziarah seperti kebun kurma dan tempat-tempat lainnya perlu diperhatikan. Masih banyak pelaku kriminal berkeliaran mengincar barang bawaan jamaah yang berharga

"Pelaku kriminal terhadap orang Indonesia, diingatkan bawa uang secukupnya," katanya.

Petugas haji agar selalu mengingatkan jamaah untuk umroh wajib dan miqat di Bir Ali. Biasanya jamaah lalai terhadap ibadah-ibadah wajib dan mengejar jalan-jalan ke tempat yang lain

"Prioritaskan jamaah umroh wajib dan miqat di Bir Ali," kata Syarif.

Sementara itu titik krusial pada jamaah gelombang kedua landing Jeddah juga hampir sama titik-titik krusial yang perlu diperhatikan jamaah haji. Perhatian penuh perlu dilakukan petugas haji agar apa yang terjadi terhadap jamaah tidak menimbulkan kerugikan besar.

Biasanya saat tiba di Arab Saudi jamaah malas minum dengan tujuan untuk mempertahankan wudhu, sehingga kesehatannya terganggu, di sini jamaah akan banyak sakit. Untuk itu para petugas haji harus mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan kepada jamaah.

"Jamaah tak suka minum, takut batal wudhu. Ingatkan jaga kesehatan, karena belum berhaji," katanya.

Syarif mengingatkan bahwa selama 15 tahun terakhir ini kematian jamaah haji tidak menurun. Untuk itu penting semua petugas haji sama-sama dapat mengurangi resiko kesakitan dan kematian pada jamaah haji.

"15 tahun terakhir angka kematian tidak turun. Di armina merupakan puncak kematian. 70 persen kerena kelelah berlebih, dan dehidrasi," katanya.

Syarif meminta, para petugas agar tidak bosan-bosan mengingatkan selalu jamaah haji agar tidak memaksakan ibadah- Ibadah sunnah sebelum pelaksanaan Haji selesai. Hal ini penting dilakukan para petugas, karena banyak jamaah sebelum pelaksanaan haji sudah kelelahan yang menyebabkan mereka meninggal.

"Sampaikan jangan paksain jamah umroh sunnah, jangan sampai dia tidak wukuf, tolong ingatkan jamaah jaga kesehatan sampai puncak haji," katanya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement