Selasa 17 May 2022 07:50 WIB

Cadangan Minyak Strategis AS Turun ke Level Terendah Sejak 1987

Harga minyak AS telah melonjak hampir 25 persen menjadi hampir 114 dolar AS per barel

Harga minyak dunia (ilustrasi). Harga minyak AS telah melonjak hampir 25 persen menjadi hampir 114 dolar AS per barel.
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi). Harga minyak AS telah melonjak hampir 25 persen menjadi hampir 114 dolar AS per barel.

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Jumlah minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS turun lima juta barel dalam pekan hingga 13 Mei. Data dari Departemen Energi AS menunjukkan stok di SPR turun menjadi 538 juta barel, terendah sejak 1987.

Menurut data, sekitar 3,9 juta barel minyak mentah asam dilepaskan ke pasar. Sementara sekitar 1,1 juta barel minyak mentah sweet dikeluarkan.

Baca Juga

Presiden Joe Biden pada Maret mengumumkan pelepasan terbesar yang pernah ada dari cadangan minyak darurat AS pada 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah selama enam bulan dari cadangan. Pelepasan ini merupakan upaya untuk menurunkan harga bensin yang melonjak selama perang Rusia dengan Ukraina.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah berkomitmen untuk melepaskan 30 juta barel minyak SPR pada Maret dan berjanji pada November untuk melepaskan 50 juta barel dari SPR.

Harga minyak AS telah melonjak hampir 25 persen menjadi hampir 114 dolar AS per barel karena pasar khawatir tentang krisis pasokan. Harga bensin dan solar eceran menyentuh rekor tertinggi minggu ini karena permintaan bahan bakar rebound mendekati level pra-pandemi. Di sisi lain, kapasitas penyulingan telah turun.

Pelepasan 180 juta barel setara dengan sekitar dua hari permintaan global. Ini merupakan ketiga kalinya Washington memanfaatkan SPR dalam enam bulan sebelumnya.

Pemenang putaran terakhir penjualan dari SPR termasuk Valero Energy Corp, Motiva, Exxon Mobil, Shell, Phillips dan Marathon Petroleum Corp. Setidaknya tiga kapal yang membawa minyak mentah dari cadangan darurat AS berlayar ke Eropa pada April ketika penyuling di sana bergegas untuk menggantikan pasokan minyak mentah Rusia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement