REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Tim nasional (timnas) sepak bola U-23 Indonesia terus berjuang untuk bisa menjaga harapan lolos ke putaran selanjutnya di SEA Games 2021 Vietnam. Tim Merah Putih masih memburu medali emas sekaligus mengakhiri penantian 31 tahun tanpa kemenangan di pesta olahraga SEA Games.
Pada event yang sama di tahun-tahun yang lampau, timnas Indonesia sempat menjadi primadona Asia. Gelaran SEA Games 1987 jadi saksi betapa mengerikannya Merah-Putih saat itu. Bahkan, armada besutan Bertje Matulapelwa sukses merengkuh medali emas usai mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0 di Stadion Utama Senayan, 20 September 1987 silam.
Kemenangan pada laga puncak SEA Games 1987 juga menjadi ajang balas dendam bagi tim berjuluk the Boys of 1987. Pertama kalinya Indonesia meraih medali emas sekaligus menghentikan dominasi Thailand dan membenamkan negara tetangga, Malaysia.
Perjalanan menuju final timnas Indonesia tak semudah membalik telapak tangan. Pada fase penyisihan, Indonesia maju ke semifinal dengan status runner-up di bawah juara bertahan Thailand.
Indonesia bertemu dengan Myanmar di laga semifinal dan menang telak 4-1. Sedangkan, pada partai lain Malaysia secara mengejutkan merusak dominasi tim Gajah Putih Thailand dengan skor identik 2-0. Tim Harimau Malaya saat itu juga melaju ke semifinal dengan status runner-up Grup A.
Tensi panas terjadi pada partai final mengingat rivalitas antara Indonesia dan Malaysia tak hanya terjadi di luar rumput hijau. Gol semata wayang Merah-Putih lahir lewat gelandang sayap PSIS Semarang, Ribut Waidi pada menit ke-91.
Sayangnya Indonesia gagal mempertahankan medali emas pada gelaran SEA Games 1989 setelah hanya finis sebagai peringkat ketiga lewat kemenangan adu penalti versus Thailand.
Dalam sejarah pergelaran bergengsi dua tahunan di Asia Tenggara ini, Indonesia terakhir kali meraih gelar juara pada 1991. Pada hajatan kali ini bisa dibilang Indonesia berada dalam tahun emas mengingat mereka mampu berjaya dari fase grup sampai dengan final.
Pada 1991, SEA Games berlangsung di Filipina. Saat itu, timnas Indonesia dipimpin allenatore Anatoly Polosin. Tiga kemenangan pada putaran grup dilibas oleh Rocky Putiray dan kolega.
Pada partai semifinal Indonesia mempecundangi timnas Singapura 4-2 sebelum akhirnya menang 4-3 atas Thailand lewat adu penalti di partai final di Stadion RIzal Memorial, Manila, Desember 1991.
Selepas itu, Indonesia kemarau prestasi, dan harapan menumbuhkan kembali kejayaan Merah Putih terus hadir pada dua tahunan sekali dan kali ini jutaan masyarakat tanah air tentu berharap Witan Sulaeman dkk mampu memutuskan puasa gelar tim Garuda Muda.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
